Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Varian Baru Flu Babi Afrika Menyebar Ke Seluruh China, Bikin Peternak Dan Pengusaha Merugi

SELASA, 22 JUNI 2021 | 11:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Varian baru yang sulit dideteksi dari virus flu babi Afrika yang beredar di China belakangan ini, telah menyebarkan penyakit ke kawanan babi di seluruh negeri. Hal ini mengakibatkan meningkatnya infeksi massal di peternakan.

Sejak akhir tahun lalu, beberapa provinsi termasuk Henan, Shandong, Hebei, Jiangsu, dan Guangdong, serta wilayah otonomi Guangxi Zhuang, telah melaporkan wabah baru.

Peternakan telah melaporkan, bahwa babi yang terinfeksi biasanya hanya menunjukkan gejala ringan pada tahap awal dan memiliki masa inkubasi yang lebih lama, sehingga sulit untuk mendiagnosis penyakit sebelum infeksi massal menyebar ke seluruh peternakan.


Pada akhir Februari, para peneliti dari Harbin Veterinary Institute mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal akademik Science China Life Sciences bahwa mereka telah mendokumentasikan mutasi virus yang lebih ringan tetapi lebih sulit dideteksi.

Penyakit yang sangat menular ini pertama kali dilaporkan di China pada Agustus 2018.

"Setelah kerugian yang signifikan pada 2019, populasi babi di negara itu bangkit kembali, dan telah kembali ke 92 persen dari tingkat normalnya pada akhir tahun lalu," menurut kementerian pertanian, seperti dikutip dari Caixin, Selasa (22/6).

Wabah baru ini telah mengakibatkan kerugian lain bagi peternak babi.  

Beberapa peternakan kecil telah kehilangan ratusan babi, sementara perusahaan besar, seperti Muyuan Foods, melaporkan kehilangan hampir 10.000 babi di dua peternakan yang berbeda.

Pada pertemuan puncak industri November lalu, Ma Junhu, Direktur Departemen Kedokteran Hewan Muyuan Foods, mengatakan bahwa perusahaannya tidak mendeteksi infeksi sejak dini, yang menyebabkan ternak salah didiagnosis dengan penyakit lain.

Pakar lain di KTT tersebut mengatakan bahwa virus itu sangat menular dalam jarak dekat dan babi yang terinfeksi varian baru menunjukkan gejala yang jauh lebih sedikit daripada yang terinfeksi virus klasik. Selain itu, beberapa hewan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

Sementara beberapa peneliti dalam negeri mengatakan bahwa mutasi adalah hasil alami dari peredaran di negara itu dalam jangka waktu yang lama, yang lain berpendapat bahwa penggunaan 'vaksin bawah tanah' yang tidak diatur dapat menyebabkan virus bermutasi.

Pada bulan Maret, Kementerian Pertanian China telah mengeluarkan pemberitahuan yang memperingatkan tentang risiko vaksin ilegal tersebut dan berjanji untuk menindak.

Orang dalam industri mengatakan kepada Caixin bahwa upaya pencegahan penyakit juga harus fokus pada rantai pasokan dari peternakan ke pasar, termasuk kendaraan, rumah jagal, pasar petani, dan tempat-tempat lain di mana babi dan babi hidup dikumpulkan dan ditempatkan.

Chen Yaosheng, seorang profesor ilmu kehidupan di Universitas Sun Yat-sen, mengatakan peternakan itu sendiri perlu memperkuat dan menerapkan upaya desinfeksi yang lebih kuat, sambil mengendalikan kemungkinan kontaminasi dari transportasi dan bahan baku babi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya