Berita

Analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun/Net

Politik

Ridwan Kamil Dan Sri Sultan Tidak Perlu Pusing, Sampaikan Ke Presiden Setop Proyek Infrastruktur Untuk Biaya Lockdown

SELASA, 22 JUNI 2021 | 11:31 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Para kepala daerah diharapkan untuk tidak perlu pusing dengan anggaran yang minim jika ingin melakukan lockdown atau karantina wilayah. Wacana lockdown menggema di tengah penyebaran virus Covid-19 semakin mengganas.

Analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mempunyai saran untuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan HB X, serta kepala daerah lainnya yang menginginkan lockdown, akan tetapi tidak mempunyai biaya.

Menurut Ubedilah, jika lockdown dilakukan sejak Maret 2020, Indonesia masih mempunyai uang banyak, apalagi uang bansos untuk rakyat miskin yang terdampak Covid-19 belum dikorupsi.


"Sayangnya rezim politik saat itu cuek bahkan arogan dengan saran para ilmuwan dan para profesor waktu itu. Bahkan tidak sedikit yang dibully oleh buzzerRp," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/6).

Ubedilah yang merupakan akademisi yang masih mengkampanyekan lockdown ini menyadari jika kondisi keuangan negara saat ini memang sedang sulit.

Akan tetapi, Ubedilah menilai masih ada cari lain untuk pemerintah menggelontorkan uang untuk karantina wilayah.

"Tetapi ada cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan lockdown, yaitu buat skala prioritas, hentikan proyek infrastruktur, alihkan untuk lawan Covid-19 dengan lockdown wilayah (karantina wilayah provinsi atau pulau). Ini sesuai Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan," jelas Ubedilah.

Dengan demikian, Ubedilah menyarankan kepada Ridwan Kamil maupun Sultan HB X dan para kepala daerah lainnya untuk tidak pusing dengan anggaran jika memang mendukung keselamatan kesehatan masyarakat.

"Jadi masalahnya ada di pemerintah pusat, ada di Presiden Jokowi. Tinggal political will dari Presiden mau atau tidak? Ridwan Kamil dan Sultan Hamengkubuwono tidak perlu pusing. Sampaikan aspirasi ke Presiden untuk hentikan sementara proyek infrastruktur," ucap Ubedilah.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya