Berita

Nikol Pashinyan, berbicara di depan puluhan ribu pendukungnya, Senin 21 Juni 2021/Net

Dunia

Nikol Pashinyan: Kalah Dalam Perang, Menang Di Pemilu Armenia

SELASA, 22 JUNI 2021 | 06:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pejabat Perdana Menteri Nikol Pashinyan nampak sumringah. Partainya unggul dalam penghitungan suara Pemilu Armenia.

Berbicara pada rapat umum di depan 10.000 pendukungnya pada  Senin (21/6) malam, ia menyatakan bahwa krisis politik di negara itu telah berakhir dan menyerukan rekonsiliasi.
Para pendukung mengelu-elukan namanya malam itu. Seruan yang berbeda yang ia terima beberapa bulan lalu saat puluhan ribu orang yang tersulut, memaksanya mundur akibat kekalahan Armenia dalam perang Nagorno Karabakh.

"Ada beberapa retorika agresif selama kampanye," kata Pashinyan. “Saya mendesak semua peserta dalam proses politik di Armenia untuk memulai dari hal yang sederhana, mengakhiri segala luka dan kepahitan. Kami membuka halaman baru dalam sejarah Armenia. Kami harus mulai dari unifikasi.”

"Ada beberapa retorika agresif selama kampanye," kata Pashinyan. “Saya mendesak semua peserta dalam proses politik di Armenia untuk memulai dari hal yang sederhana, mengakhiri segala luka dan kepahitan. Kami membuka halaman baru dalam sejarah Armenia. Kami harus mulai dari unifikasi.”

Pashinyan mengadakan pemilihan awal setelah berbulan-bulan protes menuntut pengunduran dirinya karena kesepakatan damai yang dia tandatangani untuk mengakhiri enam minggu pertempuran dengan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh.

Perjanjian tersebut, yang dikecam oleh para pengunjuk rasa sebagai pengkhianatan terhadap kepentingan nasional, membuat Azerbaijan merebut kembali kendali atas sebagian besar Nagorno-Karabakh dan daerah sekitarnya yang telah dipegang oleh pasukan Armenia selama lebih dari seperempat abad, seperti yang dilaporkan AFP.
Pemilu Armenia berlangsung pada Minggu (21/6). Penghitungan suara pada Senin menghasilkan kemenangan bagi Partai Kontrak Sipil pimpinan Pashinyan dengan 53,9 persen suara. Sebuah blok yang dipimpin oleh mantan Presiden Robert Kocharyan berada di tempat kedua yang jauh dengan sekitar 21 persen.

Kemenangan partai pimpinan Pashinyan menunjukkan bahwa Pashinyan, seorang mantan jurnalis berusia 46 tahun yang berkuasa setelah memimpin protes jalanan besar pada tahun 2018 yang menggulingkan pendahulunya, masih terus menikmati dukungan luas.

Namun, Richard Giragosian, direktur Pusat Studi Regional yang berbasis di Yerevan, mengatakan bahwa kemenangan itu bukan berarti rakyat masih mendukung Pashinyan.

“Ini bukan dukungan terhadap Pashinyan, tetapi lebih merupakan penolakan orang-orang Armenia untuk kembali ke rezim otoriter di masa lalu,” katanya.

Kocharyan, penantang utama Pashinyan, meremehkan kekuatan dan daya tarik Pashinyan yang memiliki ribuan pendukung setia, katanya.

Pemungutan suara Armenia melibatkan 21 partai politik dan empat blok pemilihan. Sebuah blok yang berafiliasi dengan mantan presiden lainnya, Serzh Sargsyan, berada di urutan ketiga dengan 5,2 persen suara.

Blok membutuhkan 7 persen untuk masuk ke parlemen dan partai membutuhkan 5 persen. Namun undang-undang Armenia mengizinkan sebuah partai atau blok yang berada di urutan ketiga untuk mendapatkan kursi jika hanya dua kekuatan politik yang melewati ambang batas untuk masuk ke parlemen.

Pashinyan sebelumnya telah mengklaim kemenangan beberapa jam sebelum semua daerah dihitung. Namun, perkiraannya ternyata tida meleset. Keyakinan ia akan menang terbukti.

“Kami telah mengatasi masa-masa sulit ini, dan sekarang saatnya untuk berdiri dan maju,” kata Pashinyan dalam pidato yang disiarkan televisi di markas besar partai, Senin.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya