Berita

Politikus Portugal Bruno Macaes/Net

Dunia

Politikus Portugal: Islam Bukan Agama Asing Bagi Eropa, Melainkan Bagian Dari Sejarahnya

SENIN, 21 JUNI 2021 | 07:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bagi mantan Menteri Luar Negeri untuk Urusan Eropa di Portugal Bruno Macaes, Islam adalah bagian dari sejarah dan budaya Eropa, dan bukan sesuatu yang datang dari luar.

Hal itu disampaikan politikus, yang pernah menjabat sebagai menteri di pemerintahan Portugal antara 2013 dan 2015 itu kepada media Turki Anadolu Agency di sela-sela Forum Diplomasi Antalya, Minggu (20/6) waktu setempat.

“Sejarah kejayaan di Eropa. Saya harap ini dapat dipahami, dan bahwa kita dapat bergerak ke arah yang tidak hanya memiliki hubungan baik dengan Islam, tetapi benar-benar memahami bahwa itu adalah bagian dari sejarah dan budaya Eropa di Balkan, Spanyol dan bagian lain, dan sekarang di banyak kota Eropa dengan populasi besar," kata Macaes.


“Jadi itu bukan agama asing, itu adalah bagian dari diri kita sendiri, dan dapat membantu memulihkan beberapa keragaman, semangat ke Eropa. Kami membutuhkan itu," lanjutnya.

Dalam laporannya, Anadolu mengatakan bahwa Islam, yang dianggap sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di Eropa, hadir di benua itu sejak abad ke-8. Muslim mendirikan peradaban termasyhur di Spanyol, dan kemudian berkembang ke arah tenggara Eropa.

Banyak daerah menyaksikan pembunuhan massal, pengusiran dan pengusiran paksa Muslim tetapi elemen peradaban dan budaya mereka seperti arsitektur, makanan, musik dan bahasa, tetap ada.

Ditanya tentang pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam, Macaes, yang saat ini menjadi penasihat senior di Flint Global, mengatakan: “Bukan urusan para politisi untuk memutuskan apakah agama berada dalam krisis atau tidak, itu adalah nasib setiap agama."

Seperti diketahui, Macron tahun lalu sempat menggambarkan Islam sebagai 'agama dalam krisis'.  

Tentang meningkatnya Islamofobia di Eropa, Macaes mengatakan "ya, itu masalah besar," dan "sangat memprihatinkan" karena tidak terbatas pada Prancis, menunjuk pada rasisme dan kebencian terhadap minoritas di negara-negara seperti Austria.

"Di Austria, ada gagasan untuk memiliki undang-undang yang menentang Islam politik dan tidak ada yang tahu betul apa arti Islam politik dalam praktiknya," katanya.

“Yang mengkhawatirkan saya adalah bahwa ini tidak terbatas pada insiden yang terisolasi, tetapi kadang-kadang datang dari politisi itu sendiri," ujarnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya