Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Washington Kembali Bikin Marah Beijing Soal Pembatasan Pembelian Alat Dari Perusahaan Teknologi China

SABTU, 19 JUNI 2021 | 22:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China dengan tegas menyatakan bahwa mereka menentang usulan Komisi Komunikasi Federal Amerika (FCC) yang membatasi pembelian peralatan yang berasal dari perusahaan-perusahaan Tiongkok termasuk Huawei di jaringan telekomunikasi AS.

Penentangan itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian dalam jumpa pers harian, Jumat (18/6) waktu setempat.

"China akan terus mendukung perusahaan terkait dalam menegakkan hak dan kepentingan sah mereka sesuai dengan hukum," kata Zhao seperti dikutip dari CGTN, Sabtu (19/6).

"Amerika Serikat menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan dan menahan perusahaan China atas nama keamanan nasional tanpa bukti," katanya.

Pada Kamis (17/6) FCC mengajukan proposal untuk lebih membatasi pembelian peralatan dari Huawei, ZTE dan perusahaan China lainnya yang dianggap berisiko terhadap keamanan nasional.  

"Kami mengambil tindakan langsung untuk mengecualikan peralatan dan vendor yang tidak dipercaya dari jaringan komunikasi baik di dalam maupun luar negeri," kata Ketua FCC Jessica Rosenworcel dalam sebuah pernyataan.

Seorang perwakilan Huawei menyebut tindakan FCC "sesat dan hukuman yang tidak perlu."  

"Memblokir pembelian peralatan, berdasarkan 'penilaian prediktif,' terkait dengan negara asal atau merek tidak berdasar, diskriminatif dan tidak akan melakukan apa pun untuk melindungi integritas jaringan komunikasi atau rantai pasokan AS," tambahnya.

Zhao mengatakan bahwa langkah terbaru AS menunjukkan intimidasi ekonomi dan teknologi serta penolakan mencolok terhadap prinsip-prinsip ekonomi pasar yang diklaim AS sebagai juara.

"China sekali lagi mendesak pihak AS untuk menghentikan kesalahannya dalam memperluas konsep keamanan nasional dan mempolitisasi masalah ekonomi, dan menciptakan lingkungan yang adil, adil dan tidak diskriminatif untuk operasi normal perusahaan China di Amerika Serikat," kata juru bicara itu.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya