Berita

Polisi Portland mengendalikan kerusuhan selama aksi protes Floyd/Net

Dunia

Satu Perwiranya Divonis Bersalah Atas Kasus Floyd, Seluruh Tim Pengendalian Massa Polisi Portland Mengundurkan Diri

SABTU, 19 JUNI 2021 | 10:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Seluruh anggota tim pengendalian massa polisi Portland memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi mereka di unit tersebut, setelah seorang perwira didakwa atas tuduhan melakukan penyerangan selama protes anti rasisme atas kematian George Floyd tahun lalu.

Pengunduran diri tersebut disampaikan lewat pernyataan yang disampaikan Kepolisian Portland pada Kamis (17/6) waktu setempat, menambahkan bahwa karyawan akan melanjutkan di tugas rutin mereka.

"Pada 16 Juni 2021, pegawai Biro Kepolisian Portland yang menjabat sebagai anggota Tim Respon Cepat (RRT) meninggalkan posisi sukarela mereka dan tidak lagi menjadi satu tim", kata pengumuman tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (19/6).


"Unit tersebut memiliki sekitar 50 karyawan, yang menjabat sebagai anggotanya, selain tugas sehari-hari mereka dengan polisi," menurut pernyataan pada hari Kamis.

Awal pekan ini, hakim mendakwa seorang perwira polisi Portland dengan tuduhan penyerangan, atas apa yang dituduhkan jaksa sebagai "penggunaan kekuatan yang berlebihan dan melanggar hukum" selama protes musim panas lalu.

Petugas Biro Polisi Portland bernama Corey Budworth itu didakwa pada hari Selasa dengan satu tuduhan penyerangan tingkat empat, pelanggaran ringan, yang berasal dari insiden Agustus 2020, kata Kantor Kejaksaan Distrik Multnomah County.

Dakwaan tersebut menandai pertama kalinya seorang perwira polisi Portland menghadapi penuntutan karena menyerang atau menembaki seseorang selama protes.

Asosiasi Polisi Portland menggambarkan keputusan itu didorong secara politis, dan mengatakan bahwa petugas itu 'telah terperangkap dalam baku tembak antara para pemimpin kota yang didorong oleh agenda dan sistem peradilan pidana yang dipolitisasi'.

Tahun lalu Portland menjadi tempat kerusuhan selama berbulan-bulan akibat demo rasisme, dengan pengunjuk rasa hak-hak sipil, anarkis dan anti-fasis bentrok dengan polisi dan kadang-kadang dengan milisi sayap kanan dan pendukung Presiden AS Donald Trump saat itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya