Berita

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian/Net

Dunia

Menlu Prancis: Gencatan Senjata Verbal Macron Dan Erdogan Tak Cukup, Turki Harus Buktikan Dengan Tindakan

SABTU, 19 JUNI 2021 | 06:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengomentari pertemuan Presiden Emmanuel Macron dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela-sela KTT NATO pekan ini.

Kepada televisi lokal, Le Drian mengatakan bahwa dia menyambut baik pertemuan kedua pemimpin yang saling bersitegang di tengah deretan krisis internasional seperti Libya, Suriah, dan Nagorno-Karabakh yang menyebabkan kecaman pribadi yang pahit dari pemimpin Turki.

Namun, dia juga mengatakan itu harus diimbangi dengan langkah-langkah yang lebih konkret dari Ankara.


"Ada semacam gencatan senjata verbal. Itu bagus tapi itu tidak cukup," katanya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (18/6).

"Gencatan senjata verbal tidak berarti tindakan, dan kami mengharapkan Turki untuk bertindak pada subyek sensitif," katanya, mengutip Libya, Suriah dan juga Mediterania Timur, di mana Prancis telah mendukung anggota Uni Eropa Yunani dan Siprus marah atas kemajuan Turki di perairan.

Le Drian juga mengatakan Prancis sangat ingin bekerja sama dengan Turki atas Libya, di mana Ankara mengirim pasukan yang didukung oleh ribuan pasukan milisi Suriah untuk mendukung pemerintah yang didukung PBB.

"Kami akan melihat apakah Presiden Erdogan telah mengubah lebih dari sekedar kata-katanya tetapi juga tindakannya," kata Le Drian.

Macron awal tahun ini memperingatkan bahwa Turki akan mencoba ikut campur dalam pemilihan presiden Prancis 2022.

Dia telah menyarankan bahwa langkah sepihak Ankara di panggung internasional dan pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia telah berkontribusi pada 'kematian otak' NATO, di mana Turki adalah anggota kunci.

Masalah lain yang menjadi biang ketegangan Prancis-Turki adalah pemberlakuan undang-undang baru melawan ekstremisme yang diperkenalkan oleh pemerintah Prancis setelah serangkaian serangan. Itu telah menimbulkan kemarahan Erdogan. Dia bahkan menuding Prancis melakukan Islamofobia.

Akibat RUU itu, tahun lalu Erdogan mengatakan Macron membutuhkan 'pemeriksaan mental' dan menyatakan harapan bahwa Prancis akan 'menyingkirkan' Macron sesegera mungkin.

Tetapi ada tanda-tanda tentatif yang menunjukkan meredanya ketegangan dalam beberapa bulan terakhir. Ditunkukkan dengan niat Erdogan yang ingin memperkuat hubungan dengan mitra Barat Turki pada saat meningkatnya kesulitan ekonomi di dalam negeri yang diperparah oleh pandemi Covid-19.

Dalam tanda lain dari hubungan yang mulai membaik, Prancis minggu ini menghapus Turki dari daftar merah negara-negara terlarang untuk perjalanan yang tidak penting, yang secara efektif memungkinkan turis Prancis yang divaksinasi penuh untuk berlibur di sana.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya