Berita

Kamloops Indian Residential School, sekolah asrama yang baru-baru ini terungkap menyimpan sejarah genosida terhadap murid-muridnya/Net

Dunia

Tudingan Soal Uighur Tidak Cukup Bukti, Pengamat: Genosida Yang Sebenarnya Justru Terungkap Di Kanada

JUMAT, 18 JUNI 2021 | 12:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mantan anggota Parlemen Singapura, Wu Jungang, mengatakan bahwa tuduhan Barat soal adanya genosida yang dilakukan China di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang tidak memiliki bukti kuat dan oleh karena itu hampir tidak meyakinkan.

Pernyataan tersebut disampaikan Wu lewat opininya di surat kabar Singapura berbahasa Mandarin Lianhe Zaobao yang dirilis pekan lalu.

"Terlepas dari daya tembak yang luar biasa dari perang propaganda Barat melawan China, apa yang disebut 'bukti' yang tersedia bagi Barat sangat terbatas, hanya terdiri dari beberapa dokumen yang disebut bocor dan pernyataan sepihak oleh apa yang disebut Beijing sebagai separatis," kata artikel tersebut, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (17/6).

"Di tengah perang kata-kata inilah, (ternyata)  kejahatan genosida yang sebenarnya tiba-tiba terungkap di Kanada," kata pendapat itu, mengacu pada penemuan terbaru dari sisa-sisa 215 anak-anak pribumi yang dimakamkan di dekat bekas sekolah asrama di Kota Kamloops, Kanada.

Diperkirakan 150.000 anak pribumi di seluruh Kanada dilaporkan dipindahkan dari rumah mereka dan dipaksa untuk bersekolah di sekolah perumahan antara tahun 1890-an dan baru-baru ini pada tahun 1996.

"Meskipun pemusnahan orang Indian oleh penjajah Kanada memalukan, itu mungkin hanya dikerdilkan oleh kekejaman yang dilakukan oleh penjajah Amerika saat itu, "kata pendapat itu.

Penulis juga mencatat bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengakui tanggung jawab Prancis dalam Genosida Rwanda 1994 melawan Tutsi. Juga pemerintah Jerman yang telah secara resmi mengakui kekejaman yang dilakukan terhadap kelompok etnis Herero dan Nama sebagai genosida.

"Negara-negara Eropa dan Amerika Utara, yang menanggung beban genosida yang begitu berat, saat ini dengan lantang mencela negara-negara lain atas nama genosida, dan tindakan misinformasi semacam itu sekali lagi mengingatkan dunia akan invasi AS ke Irak pada tahun 2003 dengan menyebut Irak memiliki senjata pemusnah massal," kata artikel itu.

"Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan curiga terhadap tuduhan genosida Uighur," demikian sarjana Singapura tersebut.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya