Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Media Asing Pantau Peningkatan Kasus Covid-19 Di Indonesia: Banyak Yang Mulai Abai Karena Merasa Sudah Divaksin

JUMAT, 18 JUNI 2021 | 06:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kenaikan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir di wilayah Indonesia tak luput dari sorotan dari media asing.

Dalam laporannya yang berjudul 'Hundreds of vaccinated Indonesian health workers infected', Reuters pada Kamis (17/6) melaporkan bahwa lebih dari 350 dokter dan petugas kesehatan telah terjangkit Covid-19 di Indonesia, meskipun mereka telah divaksinasi dengan Sinovac dan puluhan lainnya telah dirawat di rumah sakit.

"Sebagian besar pekerja tidak menunjukkan gejala dan saat ini mengisolasi diri di rumah," kata Badai Ismoyo kepala dinas kesehatan di Kabupaten Kudus di Jawa Tengah, tetapi puluhan pekerja lainnya dirawat di rumah sakit dengan demam tinggi dan penurunan tingkat saturasi oksigen.


Kudus, yang memiliki sekitar 5.000 petugas kesehatan, saat ini sedang berjuang melawan wabah yang diyakini didorong oleh varian Delta yang lebih menular yang telah mendorong tingkat hunian tempat tidur di atas 90 persen.

Petugas kesehatan termasuk dalam kelompok prioritas yang mendapatkan vaksinasi. Mereka telah divaksinasi ketika inokulasi dimulai pada bulan Januari lalu.

Hampir semuanya telah menerima vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi China Sinovac, kata Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Jumlah petugas kesehatan Indonesia yang meninggal akibat Covid-19 pada Januari lalu mencapai 158 orang. Pada Mei, ada 13 petugas kesehatan yang meninggal. Menurut kelompok inisiatif data Lapor Covid-19, pakar kesehatan masyarakat mengatakan rawat inap di Jawa kini memprihatinkan.

“Data menunjukkan pasien yang terinfeksi varian Delta (di Kudus) meningkat, sehingga tidak mengherankan jika terobosan infeksi lebih tinggi dari sebelumnya. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar petugas kesehatan di Indonesia telah mendapat vaksin Sinovac, dan kita masih belum tahu seberapa efektifnya di dunia nyata melawan varian Delta,” kata Dicky Budiman, ahli epidemiologi di Universitas Griffith Australia.

Kejadian ini meningkatkan kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin CoronaVac yang dibuat oleh perusahaan Sinovac China terhadap varian virus yang lebih baru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui penggunaan darurat vaksin Sinovac bulan ini, dengan mengatakan hasil menunjukkan vaksin itu dapat mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen penerima, dan dapat mencegah Covid-19 yang parah pada semua yang diteliti.

Orang-orang saat ini mengalami 'kelelahan pandemi', membuat mereka mulai mengabaikan protokol kesehatan dan kurang waspada. Terutama bagi yang telah divaksinasi, banyak yang beranggapan mereka tidak mungkin tertular lagi, padahal itu tidak seluruhnya benar, kata para ahli.

“Fenomena itu cukup sering terjadi akhir-akhir ini, tidak hanya di masyarakat, petugas kesehatan juga mulai abai,” kata para ahli, menambahkan, "Mereka berpikir karena mereka divaksinasi, mereka aman."

Di seluruh Indonesia, setidaknya lima dokter dan satu perawat telah meninggal karena Covid-19 meskipun divaksinasi, menurut kelompok inisiatif data, meskipun satu di antaranya hanya menerima suntikan pertama.

"Di Kudus, seorang dokter senior telah meninggal," kata IDI, meskipun diketahui pasien memiliki penyakit penyerta.

Ahli radiologi  Prijo Sidipratomo mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengetahui setidaknya ada setengah lusin dokter yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dalam sebulan terakhir.

"Ini mengkhawatirkan bagi kami karena kami tidak bisa hanya mengandalkan vaksinasi," katanya, mendesak orang untuk mengambil tindakan pencegahan.

Beberapa minggu setelah hari raya Idul Fitri, Indonesia telah mengalami lonjakan kasus, dengan tingkat positif melebihi 23 persen pada hari Rabu (16/6) dan kasus harian mendekati 10.000, tertinggi sejak akhir Februari.

Dalam laporan terbarunya, WHO mendesak Indonesia untuk memperketat penguncian karena peningkatan penularan karena varian kekhawatiran dan lonjakan tingkat hunian tempat tidur menuntut tindakan segera.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya