Berita

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha/Net

Dunia

Prayut Chan-o-cha Minta Maaf Pada Rakyat Thailand Atas Penundaan Vaksinasi Covid-19

RABU, 16 JUNI 2021 | 06:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha secara terbuka menyatakan permintaan maafnya atas penundaan vaksinasi. Menurutnya, banyak alasan yang menyebabkan hal itu terjadi.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Selasa (15/6), Prayut mengungkapkan bahwa pemerintah menerima vaksin dalam jumlah yang bertahap, tidak dalam jumlah banyak sekaligus.

"Pengiriman vaksin memakan waktu karena mereka harus menunggu produksi dan pemeriksaan kualitas yang ketat dan panjang. Banyak negara menghadapi masalah yang sama," katanya, seperti dikutip dari Bangkok Post.

Perdana Menteri juga mengatakan bahwa penundaan pengiriman vaksin disebabkan oleh percepatan vaksinasi bagi masyarakat berisiko di daerah wabah, termasuk di Bangkok, yang dilakukan untuk mengendalikan Covid-19 dan menjaga operasional pabrik.

"Itu mempengaruhi beberapa pendaftar vaksin sebelumnya," kata Prayut.

Vaksinasi melibatkan banyak organisasi, di mana kesalahpahaman bisa terjadi dalam koordinasi inokulasi.

Prayut kemudian memastikan bahwa pendaftar vaksinasi yang janjinya ditunda tidak perlu mendaftar lagi dan tempat mereka dalam antrian akan tetap ada.

"Sebagai perdana menteri dan direktur CCSA (Pusat Administrasi Situasi Covid-19), saya adalah eksekutif puncak dalam perang melawan Covid ini. Saya harus meminta maaf atas masalah yang terjadi dan saya bertanggung jawab penuh," ungkapnya.

Thailand memesan 100 juta dosis vaksin Covid-19 untuk menyuntik 50 juta orang, atau 70 persen dari populasi, dalam tahun ini. Permintaan itu akan meningkat untuk tahun depan dengan rencana vaksinasi 80-90 persen dari populasi.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya