Berita

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah/Net

Politik

Dukung Alutsista Rp 1,7 Kuadriliun Untuk 25 Tahun, Ekonom: Demi Menjaga Kedaulatan Ekonomi

SELASA, 15 JUNI 2021 | 18:42 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Upaya memodernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) Indonesia yang ditaksir memakan anggaran hingga Rp 1,7 kuadriliun dinilai masih rasional.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, rencana belanja tersebut bukan untuk satu atau dua tahun, melainkan hingga tahun 2044.

"Kita ini memang sering tidak konsisten, ingin negara kuat, tapi begitu pemerintah menganggarkan pembelian alpalhankam kita protes. Kalau untuk 20 tahun, artinya kan anggarannya hanya Rp 80 triliunan setahun," kata Piter Abdullah kepada wartawan, Selasa (15/6).

Selain bukan untuk anggaran jangka pendek, pembiayaan alpalhankam tidak murah. Ia pun mencontohkan adanya gerakan urunan untuk membeli alpalhankam pengganti KRI Nanggala-402 yang tenggalam belum lama ini.

"Ketika kapal selam kita tenggelam, kita bahkan ramai-ramai urunan mau bantu beli kapal selama baru. Ternyata harganya tidak mungkin dibeli dengan urunan," lanjutnya.

Ia mengingatkan, pertahanan dan keamanan negara menjadi kewajiban pemerintah, dan sudah seharusnya pemerintah merencanakan pembelian alpalhankam untuk memperkuat pertahanan keamanan.

“Menjaga kedaulatan itu termasuk kedaulatan ekonomi. Termasuk di dalamnya menjaga sumber-sumber ekonomi, infrastruktur ekonomi. Tidak hanya yang dibangun oleh Presiden Jokowi,” ujarnya.

Di sisi lain, TNI bertugas menjaga kedaulatan. Namun tugas tersebut baru akan berjalan baik bila didukung dengan alat keamanan.

"Punya tentara tapi enggak punya meriam, enggak punya kapal, enggak punya pesawatnya. Terus menjaga kedaulatannya bagaimana?" lanjutnya.

Oleh karenanya, Piter mengajak publik mempersoalkan hal yang lebih substansial dibanding mengkritisi rencana Rp1.700 triliun tersebut yang masih digodok.

"Yang penting adalah bagaimana proses pembeliannya, apakah sudah sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan?" tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya