Siswa dari sekolah Wichuthit Bangkok, makan siang di sekolah dengan prokes ketat/Net
Para siswa di Thailand mengaku sangat bersemangat karena bisa kembali ke sekolah untuk memulai semester pertama tahun ajaran 2021, setelah sekian lama belajar daring di rumah akibat pandemi Covid-19.
Salah satu siswa siswa kelas 12 di Montfort College di Chiang Mai Kasikanta Pachart mengungkapkan kegembiraannya pada media lokal Thailand, Bangkok Post.
“Saya sudah lama menunggu untuk kembali ke sekolah, dan saya sangat senang bisa bertemu teman-teman saya lagi,â€ujarnya.
Setelah tiga bulan terakhir belajar di rumah, Kasikanta mengaku rindu belajar di ruang kelas karena itu bisa memberinya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan guru dan teman, meski ia paham risiko penularan Covid-19 di sekolah lebih tinggi.
“Saya mengerti perlunya menjaga jarak sosial, tetapi bagi saya dan banyak teman saya, kami lebih suka belajar di sekolah,†katanya.
“Namun demikian, kita harus secara ketat mengikuti langkah-langkah jarak sosial, sehingga kita dapat kembali ke kehidupan normal sesegera mungkin,†lanjutnya.
Tak jauh berbeda dengan Kasikanta, seorang siswa di Sekolah Demonstrasi Universitas Chiang Mai, Krittayot Tanraksa, mengatakan dia juga merindukan sekolahnya, menambahkan pembelajaran online hampir tidak seefektif belajar di kelas.
“Banyak kendala dalam pembelajaran online. Kadang listrik padam, kadang koneksi internet buruk,†ujarnya.
“Kami mendapat lebih banyak pekerjaan rumah ketika belajar di rumah, jadi saya sangat senang untuk pergi ke sekolah lagi,†keluhnya.
Karantee Thongton, siswa kelas 12 di Kajonkietsuksa International School, yang dibuka kembali pada awal Juni, mengatakan dua minggu terakhir merupakan pengalaman yang sangat baik.
“Saya merasa belajar lebih baik di sekolah, karena lebih mudah untuk fokus pada pelajaran. Ketika saya tidak mengerti sesuatu, saya bisa langsung berinteraksi dengan guru,†kata Karantee.
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, ia mengaku sempat sedikit khawatir tertular virus tersebut di sekolah karena banyak guru dan teman-temannya adalah orang asing.
Namun, dia menambahkan, langkah pencegahan Covid-19 yang ketat di sekolahnya membuatnya merasa aman untuk kembali.
“Saya berharap momentum ini bisa kita pertahankan, sehingga kehidupan bisa segera normal kembali,†tambahnya.
Sementara manajer Sekolah Saint Joseph Kalasin, Thinnakorn Lualai, mengatakan sekolahnya menerapkan langkah-langkah pengendalian penyakit yang ketat untuk memastikan keselamatan siswa dan gurunya.
“Kami sudah merencanakan sebelumnya .. dan siswa kami datang ke sekolah pada hari-hari bergantian untuk membantu mengurangi kepadatan di halaman sekolah,†kata Thinnakorn.
Sekretaris Jenderal Kantor Komisi Pendidikan Dasar (Obec) Thailand, Amporn Pinasa mengatakan situasi keseluruhan pada hari pertama semester baru secara umum memuaskan, dengan sekitar 15.000 sekolah di seluruh negeri - kecuali di empat provinsi berisiko tinggi, yaitu Bangkok, Nonthaburi, Pathum Thani, dan Samut Prakan- dibuka kembali pada hari Senin (14/6).
“Pada hari pertama semester, kami mendesak setiap sekolah untuk memilih metode pengajaran yang paling tepat dengan mempertimbangkan keselamatan siswa, guru, dan anggota keluarga mereka sebagai prioritas pertama,†kata Amporn.
“Kami tidak bisa memastikan berapa lama kami bisa membuka sekolah untuk pendidikan mengingat situasi Covid-19 saat ini, tetapi yang paling penting adalah para guru harus beradaptasi dengan situasi dan menemukan metode pengajaran yang paling cocok untuk memastikan pembelajaran yang menyenangkan. dan pengalaman belajar yang aman bagi siswa,†tambahnya.