Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin/Net

Politik

Varian Delta Plus Covid-19 Masuk Indonesia, Pemerhati: Imigrasi Kebobolan?

SELASA, 15 JUNI 2021 | 13:36 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Sejumlah kasus Covid-19 yang ditemukan di beberapa daerah merupakan virus varian baru yang berasal dari India, atau diistilahkan sebagai varian Delta Plus.

Kejadian ini menyisakan sejumlah pertanyaan besar. Terutama tentang apakah pihak Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM telah kebobolan dalam menjaga pintu masuk perbatasan wilayah Indonesia?

Pertanyaan itu sejalan dengan analisis Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin. Menurutnya, pihak Imigrasi mungkin merasa bingung dengan kebijakan yang dalam pelaksanaannya berbeda.


"Ya kemungkinan bingung (dengan kebijakan yang ada) lalu kebobolan. Kan ada rombongan dari india yang masuk Indonesia, sehingga menyebarkan varian baru tersebut," ujar Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/6).

Menurut Dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini, pemerintah pusat juga seolah kebingungan dalam mengatasi pandemi Covid-19 di tanah air. Pasalnya, kebijakan pembatasan warga negara asing masuk tidak diterapkan secara konsisten.

Alhasil, Ujang menilai bahwa pelaksana pembatasan wilayah pun tidak bisa menjalankan tugasnya secara optimal karena adanya koordinasi yang tidak berjalan anatar kementerian/lembaga.

Maka dari itu, mutasi virus Corona seperti B117 dan varian lainnya yang mengancam banyak dunia belum teratasi dengan baik di tanah air.

"Pemerintah mungkin juga bingung soal penanganan Covid-19. Sehingga Covid-19 varian lama belum hilang. Lalu muncul varian baru dari India tersebut yang sudah menyebar kemana-mana," pungkasnya.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban sebelumnya mengatakan, virus corona varian Delta yang sangat menular dari SARS-CoV-2 telah bermutasi. Virus ini membentuk varian Delta Plus atau AY.1.

“Delta Plus ini tahan terhadap terapi antibodi monoklonal yang baru saja disahkan di India,” ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Selasa (15/6).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya