Berita

Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini/Ist

Politik

PKS: Jadikan Pancasila Milik Bersama Sebagai Ideologi Pemersatu

JUMAT, 11 JUNI 2021 | 19:38 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pancasila harus menjadi ideologi pemersatu bangsa. Dengan Pancasila, maka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan tetap terjaga.

Hal ini disampaikan Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini dalam mimbar demokrasi kebangsaan Fraksi PKS DPR seri ke-5 bertema 'Mengokohkan Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu dan Penjaga Keutuhan NKRI', Jumat (11/6).

"Pancasila menjadi penting karena sebagai dasar negara Indonesia merdeka, falsafah dasar yang menjadikan Indonesia bersatu. Diterima sebagai kesepakatan bersama oleh semua kelompok dan golongan,” papar Jazuli secara virtual.

Pancasila sebagai dasar negara terjadi melalui perdebatan konsepsional dalam rumusan sila-sila di dalamnya. Perdebatan ini menunjukkan tiga hal penting, pertama kualitas pemikiran (isi kepala) bangsa.

Kedua, kata Jazuli, menunjukkan kualitas peradaban bangsa Indonesia dengan karakter yang unggul. Lalu yang, Ketiga, menunjukkan kedewasaan dan kebesaran hati tokoh bangsa untuk menjaga persatuan di atas semua kepentingan golongan.

Dengan seluruh latar filosofis lahirnya Pancasila tersebut, kata dia, rakyat harus menunjukkan sikap dan perilaku kebangsaan yang tepat, yaitu meyakini bahwa Pancasila telah final sebagai dasar negara, falsafah dasar, dan ideologi negara.

"Jadikan Pancasila milik bersama, sebagai ideologi pemersatu, dan hindari sikap bernegara yang polaritatif dan tidak mempertentangan secara dikotomis nilai yang inheren dalam Pancasila, dan lain-lain," jelasnya.

Dalam diskusi yang sama, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Ahmad Heryawan memaparkan penafsiran Pancasila sebagai dasar bernegara yang terbuka dan faktual guna membangun kesejahteraan Indonesia.

“Saat ini di era reformasi, kita menyadari Pancasila telah mendapatkan banyak penafsiran dari berbagai kalangan. Penafsiran tersebut menandakan kehadirannya sangat terbuka dan nilai-nilai di dalamnya banyak mempengaruhi berbagai dinamika kebangsaan sejak awal kemerdekaan,” ujar Aher.

Aher mengatakan, penafsiran Pancasila seharusnya terbuka dan tidak menghadirkan tafsir tunggal yang pernah terjadi di beberapa masa kepemimpinan sebelumnya.

"Karena dengan adanya tafsir tunggal, maka akan menegasi penafsiran yang terbuka dan bernilai ilmiah serta mengandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya