Berita

Menteri Perdagangan Jurin Laksanawisit/Net

Dunia

Thailand Minta Vietnam Kurangi Hambatan Perdagangan Impor Gula

SELASA, 08 JUNI 2021 | 10:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Thailand telah meminta Vietnam untuk mengurangi hambatan perdagangan produk gula mereka dan memfasilitasi pendaftaran obat serta transportasi darat di pos pemeriksaan perbatasan.

Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Jurin Laksanawisit usai melakukan pertemuan dengan Duta Besar Vietnam untuk Thailand Phan Chi Thanh pada Senin (7/6) waktu setempat.

"Kementerian telah meminta Vietnam melalui duta besar untuk membantu melonggarkan langkah-langkah perlindungan perdagangan atas impor gula dari Thailand," katanya, seperti dikutip dari Bangkok Post, Selasa (8/6).

Sebelumnya, Vietnam mengatakan pada Februari lalu bahwa mereka akan mengenakan bea anti-dumping pada gula mentah yang berasal dari Thailand, mengklaim melonjaknya impor merusak industri gula domestiknya.

Rencana Vietnam untuk memberlakukan kembali bea masuk atas gula mentah muncul setelah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam melakukan penyelidikan anti-dumping (AD) dan countervailing duty (CVD) yang dimulai September lalu, menyusul keluhan dari pejabat industri gula Vietnam.

Vietnam menghapus bea masuk atas impor gula dari negara-negara Asia Tenggara pada 2020 sesuai dengan komitmen Asean Trade in Goods Agreement (ATIGA).

Namun, ketentuan memungkinkan negara-negara Asean untuk mengenakan bea masuk untuk melindungi hak dan kepentingan industri dalam negeri mereka dari perilaku anti persaingan.

Vietnam dijadwalkan mengumumkan pertimbangan akhir dari penyelidikan AD/CVD pada produk gula Thailand pada tanggal 15 Juni. Retribusi gabungan 51 persen diharapkan berlaku untuk gula Thailand, 46 persen di antaranya akan menjadi AD dan 5 persen untuk bea CVD.

Selain menyerukan penghilangan hambatan perdagangan gula, pemerintah Thailand juga meminta Vietnam pada hari Senin untuk melonggarkan peraturan yang rumit tentang pendaftaran obat di negara itu.

Menteri mencatat bahwa eksportir obat Thailand mengeluhkan proses pendaftaran obat generik di Vietnam lebih rumit dan membutuhkan lebih banyak dokumen daripada standar Asean dan persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya