Berita

Dari kiri ke kanan: Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dan Politisi PDIP yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo/Repro

Politik

Lewat Empat Skenario, Nasib Prabowo Terbaca Mujur Jika Berpasangan Dengan Ganjar Ketimbang Puan

SABTU, 05 JUNI 2021 | 14:58 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Otak-atik pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) untuk Pilpres 2024 mulai dipetakan oleh Parameter Politik Indonesia.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menerangkan, pihaknya membuat empat skenario pasangan calon (paslon) dari sejumlah nama tokoh yang kemungkinan dipilih untuk berlaga dalam pertarungan Pilpres 2024.

Pertama, ada nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang menurtnya paling menarik untuk disimulasikan dengan dua nama tokoh politik yang ada  di PDIP.

Di mana, Prabowo coba ditendem dengan Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Simulasi ini, sejalan dengan isu PDIP dan Gerindra yang akan menjalin koalisi untuk pesta akbar yang rencananya akan berlangsung pada 28 Februari 2024.

Dalam survei yang dirilis hari ini, Parameter Politik Indonesia mencatat tingkat keterpilihan Prabowo, jika disandingkan dengan Ganjar, lebih tinggi jika melawan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan (sekarang menjabat Gubernur DKI Jakarta) dan Sandiaga Salahuddin Uno (sekarang menjabat Menteri Pariwisata. dan Ekonomi Kreatif).

"Prabowo-Ganjar dipilih responden sebesar 35,7 persen, Anies-Sandi mendapatkan 32,1 persen. Namun masih ada 32,2 persen yang ragu atau tidak menjawab," ujar Adi dalam webinar bertema "Peta Politik Menuju 2024 dan Isu Politik Mutakhir", Sabtu (5/6).

Sementara itu dalam simulasi kedua, jika Prabowo dipasangkan dengan Puan, dan disimulasikan melawan pasangan Anies dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). hasilnya Prabowo-Puan kalah dari pasangan Anies-AHY dengan perolehan 21,8 persen.

Sementara tercatat dalam hasil survei Parameter Politik Indonesia bahwa Anies-AHY mendapatkan suara 35,9 persen, dan responden tidak menjawab/ragu 42,3 persen.

Selain itu, Adi juga menyebutkan bahwa surveinya kali ini juga membuat skenario ketiga, yaitu pasangan Puan dengan dengan Anies, seperti yang diusulkan politikus PDIP Effendi Simbolon beberapa waktu lalu.

Pada simulasi Puan-Anies melawan Prabowo-Sandi, hasilnya Puan-Anies kalah dengan perolehan suara 25,1 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi 37,7 persen.

"Duet Puan-Anies andai lawan Prabowo-Sandi angkanya lumayan sedikit bersaing, artinya ketika Puan disandingkan dengan Anies-Baswedan elektabilitasnya bisa diperhitungkan 25,1 persen," jelas Adi.

Berbanding terbalik, elektabilitas Puan cukup anjlok dalam simulasi keempat. Yaitu, saat dipasangkan dengan AHY pada skenario melawan Prabowo-Anies. Angkanya, Puan-AHY hanya 13,9 persen melawan Prabowo-Anies 43,8 persen. Sementara yang belum memilih 42,3 persen.

Karena itu pula Adi menilai bahwa simulasi paslon ini juga memperlihatkan alasan mengapa PDIP tidak bisa atau menolak berkoalisi dengan Demokrat.

"Itulah kemudian sepertinya teman-teman PDIP mengharamkan koalisi dengan Demokrat bukan hanya soal mahzab politiknya berbeda, tapi kalau dikawinkan sepertinya elektabilitas capres dua partai ini tidak signifikan," demikian Adi.

Paremeter Politik Indonesia melakukan survei pada 23-28 Mei 2021, dengan sampel sebanyak 1.200 responden yang diambil dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 nomor HP yang sudah dipilih secara acak.

Adapun margin of error survei sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya