Berita

Pasukan AS di Afghanistan/Net

Dunia

China Dan Pakistan Tunjukkan Tanggung Jawab Bantu Pulihkan Afghanistan

JUMAT, 04 JUNI 2021 | 15:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah pakar yang berbasis di Beijing mengatakan bahwa China bersama Pakistan telah menunjukkan tanggung jawab dan tekad dalam membantu keamanan dan pembangunan kembali Afghanistan, setelah penarikan pasukan AS yang menurut mereka tidak bertanggung jawab.

Komentar tersebut datang disaat Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menjadi tuan rumah Dialog Menteri Luar Negeri Trilateral China-Afghanistan-Pakistan keempat melalui tautan video pada Kamis (3/6) waktu setempat.

Kantor Berita Xinhua melaporkan, dalam pertemuan itu tiga menteri luar negeri mencapai konsensus untuk mempromosikan proses perdamaian di Afghanistan dan kerja sama anti-terorisme dan keamanan.

Selama pertemuan itu, Wang dan Menteri Luar Negeri Afghanistan Mohammad Haneef Atmar dan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mencapai konsensus tentang proses perdamaian dan rekonsiliasi Afghanistan, dan kerja sama trilateral.

Pada 14 April, Presiden AS Joe Biden mengumumkan penarikan semua pasukan Amerika dari Afghanistan sebelum 11 September, bersama dengan pasukan NATO.

Ada kekhawatiran yang meningkat tentang situasi keamanan di Afghanistan sejak pengumuman Biden. Pejuang di kedua belah pihak, Taliban dan pemerintah Afghanistan, serta warga sipil dilaporkan tewas dalam jumlah yang terus meningkat sejak awal Mei.

Afghanistan telah menderita selama dua dekade terakhir dan kehadiran pasukan AS di sana tidak membantu mencapai hasil politik yang positif, menurut para analis, mencatat stabilitas politik di Afghanistan akan menjadi masalah besar setelah kepergian AS yang tidak bertanggung jawab.

Pada Selasa, Duta Besar Afghanistan Javid Qaem mengatakan pada pertemuan pers bahwa China dapat memainkan peran utama dalam perdamaian regional. Duta Besar juga mengatakan bahwa Afghanistan bersedia untuk bergabung dengan inisiatif tulus apa pun yang akan membantu memfasilitasi perdamaian di Afghanistan dan kawasan.

“Kondisi saat ini untuk perkembangan damai Afghanistan tidak begitu cerah. Masih banyak ketidakpastian," kata Lu Xiang, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial China kepada media China Global Times.

Ia menambahkan, . Jika pasukan AS akan pergi tetapi pasukan paramiliter CIA tetap tinggal di negara itu dan mempertahankan hubungan yang tidak jelas dengan angkatan bersenjata lokal di Afghanistan, itu juga akan menjadi bom waktu bagi perdamaian regional.
“Konsultasi dan koordinasi kebijakan di antara tiga pemerintah mengenai perkembangan terbaru di kawasan ini tepat waktu dan vital,” kata Lu, seraya mencatat bahwa sebagai negara yang bertanggung jawab, China dapat menawarkan Afghanistan sebuah platform untuk negosiasi dan dapat mengumpulkan sumber daya dari berbagai mitra untuk mendukung pembangunan negara.

Sementara Zhao Gancheng, seorang peneliti di Institut Shanghai untuk Studi Internasional mengatakan dialog trilateral akan menjadi contoh dan membuka jalan bagi lebih banyak mekanisme dialog regional di Afghanistan.

Dalam percakapan telepon pada pertengahan Mei, Wang Yi mengatakan kepada penasihat keamanan nasional untuk presiden Afghanistan, Hamdullah Mohib, bahwa China siap untuk memfasilitasi negosiasi internal di antara berbagai pihak di Afghanistan, termasuk menciptakan kondisi untuk negosiasi di China.

“China dan Pakistan memainkan peran mempromosikan pembicaraan damai dan menjaga stabilitas, yang juga bertujuan untuk menciptakan kondisi eksternal yang kondusif bagi penyesuaian yang lancar dan konstruktif di Afghanistan,” kata Li Haidong, profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Urusan Luar Negeri China.

“Dialog trilateral juga menunjukkan bahwa rakyat Afghanistan mempercayai Pakistan dan China,” menurut Li.

“China dan Pakistan adalah mitra kerja sama strategis di segala cuaca, yang berarti bahwa kedua negara terikat untuk bekerja sama dalam masalah keamanan penting di Asia Tengah,” katanya.

Masa depan Afghanistan adalah masalah utama yang mempengaruhi keamanan regional dan Afghanistan perlu memajukan konsultasi dengan negara-negara tetangga dengan cara yang sejalan dengan kepentingannya sendiri dan kepentingan tetangganya, kata para ahli.  

“Afghanistan yang stabil akan menjadi oasis di jantung Asia Tengah, dan jika Afghanistan tidak stabil atau menjadi tempat perlindungan bagi para ekstremis dan teroris agama, itu akan menjadi masalah keamanan bagi semua negara di sekitarnya,” kata Li. 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya