Berita

Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid/Ist

Politik

Menyongsong 2024, PKS: Pilpres Paling Ideal Itu Seperti 2004 Dan 2009

KAMIS, 03 JUNI 2021 | 17:28 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden idealnya diikuti lebih dari dua pasangan calon.

Sebab berdasarkan pengalaman, pemilihan presiden yang hanya menempatkan dua pasangan calon cenderung memicu kegaduhan dan pembelahan.

"Okelah kita terima adanya presidential threshold, tapi jangan yang meminimalisir peran partai politik peserta pemilu yang bisa mencalonkan calon presiden,” ucap Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/6).

Ia mencontohkan, opsi ideal gelaran pesta lima tahunan itu seperti pada Pilpres 2004 dan 2009 dengan menghadirkan banyak pilihan dan minim pembelahan. Padahal saat itu, pengajuan paslon juga mengacu pada ambang batas pencalonan presiden.

Kini, adanya ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen tentu akan berdampak pada minimnya pilihan paslon yang bisa diajukan parpol. Bahkan bukan tidak mungkin opsi dua paslon akan kembali terulang seperti Pilpres 2019.

Menurut Hidayat, jika mengacu pada ketentuan UUD 1945 Pasal 6 huruf (a) ayat 2, calon presiden dan wakil presiden dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu. Namun sayang, adanya PT 20 persen seakan menjadi batu sandungan untuk menghadirkan banyak paslon.

"Tahun 2004 dan 2009 diselenggarakan pilpres dengan presidential threshold. Nyatanya pesertanya lima calon, itu ada SBY-JK, Mega-Hasyim, dan sebagainya. Kemudian di tahun 2009, ada tiga calon dan itu semuanya sesuai dengan konstitusi UUD,” katanya.

“Dan tidak menghadirkan pembelahan, kegaduhan dan atau perasaan seolah-olah tidak terwakili. Itulah yang menurut kami yang ideal,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya