Berita

Tangkapan layar Twitter Rizal Ramli menanggapi surat Anggota Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Peter Gontha, Kamis, 3 Juni/Repro

Politik

RR Bertanya-tanya Kenapa Komisaris Garuda Minta Gajinya Disetop, Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

KAMIS, 03 JUNI 2021 | 03:40 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sikap sejumlah Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang meminta gajinya dihentikan mendapat respon dari ekonom senior Rizal Ramli.

Sosok yang kerap disapa RR ini bertanya-tanya soal kondisi dan masalah yang sebenarnya terjadi di perusahaan penerbangan plat merah ini.

Dalam akun  Twitternya, mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini meretweet unggahan pengguna Twitter yang memposting surat yang dikirimkan Anggota Dewan Komisaris Garuda, Peter Gontha di akun Instagram pribadinya, yang ditujukan kepada Dewan Komisaris Garuda Indonesia dan ditembuskan kepada Direktur Keuangan perusahaan, ditandatangani pada Rabu kemarin (2/6).


Dalam isi suratnya, Peter menyatakan bahwa penangguhan gajinya sejak bulan Mei kemarin sebaiknya dihentikan hingga rapat pemegang saham mendatang.

Dia juga mengungkap kondisi keuangan emiten dengan kode saham GIAA ini yang menurutnya bertambah kritis. Karena dia mengatakan bahwa manajemen GIAA tidak melakukan penghematan biaya operasional yang terlihat dari tidak adanya upaya renegosiasi dengan lessor pesawat, hingga tidak adanya evaluasi atau perubahan penerbangan dan juga rute yang merugi.

Bahkan dia menyebutkan kalau kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan dan juga Kementerian BUMN itu tidak melibatkan Dewan Komisaris. Selain itu juga jadwal kerja komisaris yang hanya 5-6 jam selama seminggu, ikut masuk dalam surat Peter.

Dalam kicauannya, Rizal Ramli merespon sikap Peter Gontha ini dengan menanyakan kondisi yang sebenernya terjadi di Garuda.

"Peter, kok Garuda jadi semakin ribet, apa yang terjadi?" tanya Rizal Ramli dalam kicauannya, Kamis dini hari (3/6).

Selain Peter Gontha, kemarin Anggota Komisaris lainnya yaitu Yenny Wahid juga mengambil langkah serupa. Yakni, dia menolak menerima gaji sebagai komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya