Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Terlihat Garang Di Awal, Pemerintah Harusnya Terbuka Jika Serius Selamatkan Aset BLBI

KAMIS, 27 MEI 2021 | 00:00 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Keseriusan pemerintah dalam mengembalikan aset negara terkait program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) belum terlihat ada tindak lanjut nyata.

Padahal sebelumnya, pemerintah sudah membentuk Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) 6/2021 yang diterbitkan Presiden Jokowi.

Namun sayang, hingga kini struktur pelaksana Satgas belum jelas, baru diumumkan pengarah Satgas dari Menko Polhukam, Menko Perekonomian, Menko Marves, Menkumham, Jaksa Agung, dan Kapolri.

“Mestinya ini diumumkan kepada publik, siapa yang berada di struktur pelaksana Satgas. Satgas ini kan tujuannya menyelamatkan aset negara, kalau belum dibentuk segera dibentuk. Kalau sudah terbentuk, umumkan siapa saja yang bertugas sebagai eksekutor,” tutur Koordinator Bidang Ekonomi Nawacita Sosial Inisiatif (NSI), Goenardjoadi Goenawan, Rabu (26/5).

Keseriusan pemerintah penting mengingat aset yang hendak dikejar nilainya cukup fantastis, yakni mencapai Rp 110,45 triliun, terdiri dari tagihan berbentuk kredit sekitar Rp 101 triliun dan berbentuk properti bernilai lebih dari Rp 8 triliun, serta tagihan dalam bentuk rekening uang asing.

Dari catatan pemerintah, setidaknya ada belasan permasalahan yang menghambat upaya penagihan. Permasalahan penagihan juga dinilai cukup kompleks, mulai dari properti yang dijaminkan sudah berpindah tangan karena digugat pihak ketiga, hingga aset yang sudah berpindah ke luar negeri.

Kompleksitas permasalahan BLBI inilah harus dipahami menyeluruh oleh Satgas Hak Tagih dalam menjalankan tugasnya ke depan. Melalui Keppres 6/2021, Satgas Hak Tagih BLBI diberi ruang melakukan inventarisasi dan pemetaan hak tagih negara dan aset properti BLBI.

Satgas juga bisa melaksanakan kebijakan strategis, langkah-langkah penanganan serta terobosan yang diperlukan dalam rangka penanganan dan pemulihan hak tagih negara dan aset properti BLBI.

Satgas juga bisa melakukan upaya hukum dan/atau upaya lainnya yang efektif dan efisien bagi penyelesaian, penanganan, dan pemulihan hak tagih negara dan aset properti BLBI.

Dalam upaya mengembalikan aset BLBI ini, Satgas perlu mengedepankan upaya yang efektif dan efisien kepada obligor yang bersedia dengan terbuka membangun komunikasi dengan negara dan mempunyai niat mengembalikan dana talangan.

Hanya saja, kata dia, Satgas tetap harus memperhitungkan sanksi denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Denda jangan diartikan mereka harus dihukum atau dikenakan pajak lebih tinggi. Itu tidak memberi efek jera. Para obligor yang rata-rata orang kaya Indonesia bisa diminta terlibat membangun proyek-proyek pemerintah. Perusahaan para obligor BLBI masih pada hidup semua. Mudah melacaknya, tinggal pemerintah mau atau tidak,” tegasnya.

Sebaliknya, para obligor yang tidak patuh, tugas Satgas adalah menyisir aset baik di dalam negeri maupun uar negeri. Langkah tegas perlu dilakukan denngan pendekatan hukum.

“Kalau perusahaan masih beroperasi di Indonesia, jerat saja para direksinya,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya