Berita

Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto/Net

Politik

Sistem Politik Sudah Berubah, Prabowo Tidak Perlu Khawatir "Digusdurkan" Puan Dan PDIP

SELASA, 25 MEI 2021 | 12:30 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Maju atau tidaknya Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Pilpres 2019, tampaknya akan banyak dipengaruhi oleh PDI Perjuangan.

Pengaruh tersebut terkait dengan penantian Prabowo atas kesepakatan bersama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang akan mendukungnya pada Perjanjian Batutulis.

Perjanjian Batutulis disepakati keduanya pada tahun 2009. Tepatnya, saat Prabowo maju sebagai pendamping Megawati yang berakhir kekalahan pada Pilpres 2009.

Kalaupun pada akhirnya perjanjian itu baru bisa terealiasi pada Pilpres 2024, Prabowo pun tidak bisa bernafas lega. Bayang-bayang pelengseran dari kursi presiden akan menghantui Prabowo andai menang Pilpres 2024.

Rekam jejak pelengseran yang perlu dikhawatirkan Prabowo datang dari Megawati yang disebut-sebut tengah menyiapkan Puan Maharani untuk mendampingi Prabowo.

Pada 2001, Megawati dikatakan menjadi aktor di balik lengsernya Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat itu, Megawati duduk sebagai Wakil Presiden.

Bagi Direktur Eksekutif Parameter Indonesia, Adi Prayitno, kekhawatiran itu boleh saja dirasakan Prabowo jika maju pilpres sebelum era pemilihan langsung.

Kalaupun Perjanjian Batutulis direalisasikan, dan Prabowo menang bersama Puan, kata Adi, dia tidak perlu khawatir bakal "digusdurkan".

"Aman. Andai menang Prabowo tak perlu digusdurkan," kata Adi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (25/5).

Dijelaskan Adi, sistem politik dan kekuatan politik saat ini jauh berbeda saat Gus Dus dilengserkan. Di mana, hasil pemilihan langsung tidak mudah diturunkan di tengah jalan.

"Dalam rezim pemilihan presiden langsung, sulit presiden diturunkan di tengah jalan," terangnya.

Selain itu, lanjut dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu, partai politik di parlemen saat ini cenderung selalu pro dengan pemerintah.

"Kan kecenderungan politik parlemen saat ini biasanya pro penguasa," pungkas Adi Prayitno.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya