Berita

Sekretaris Jenderal Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), Mirza Fakhrul Islam Alamgir/Net

Dunia

Bangladesh Hapus Klausul Pembatasan Perjalanan Ke Israel, Menteri Penerangan: Posisi Kami Tetap Mendukung Palestina

SELASA, 25 MEI 2021 | 07:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keputusan Bangladesh untuk menghapus klausul pembatasan perjalanan ke Israel mendapat kritik tajam, terutama karena dilakukan saat negara Yahudi itu baru saja melakukan agresi militer ke Palestina.

Kritikan salah satunya datang Sekretaris Jenderal oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), Mirza Fakhrul Islam Alamgir. Dia menyebut keputusan pemerintah untuk menghapus kata-kata 'Israel' dari paspor sebagai posisi yang tidak berprinsip.

Pada konferensi pers, dia mengklaim bahwa pemerintah mengubah larangan dokumen perjalanan pada saat pasukan Israel secara brutal menyerang warga Palestina.

"Pemerintah melakukan perubahan untuk menenangkan kekuatan eksternal," ujarnya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (24/5).


Sebelumnya, Bangladesh pada Senin (24/5) memutuskan untuk mencabut klausul pembatasan perjalanan warganya ke Israel. Mengutip kebutuhan untuk menjunjung standar internasional, pemerintah baru-baru ini menghapus kata 'paspor ini berlaku kecuali untuk Israel'.

Sementara, Menteri Penerangan Hasan Mahmud mengatakan kepada wartawan di ibu kota Dhaka bahwa "perubahan paspor baru-baru ini dibuat sejalan dengan hukum internasional, dan tidak ada yang bisa membuat Israel bersukacita dalam hal ini."

Dia mengatakan bahwa apa pun yang tertulis di paspor, kunjungan bersama tetap dilarang.

“Kami tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan ini akan tetap sama di masa depan. Israel akan dilarang atau ditutup untuk warga negara Bangladesh dan akan sama bagi orang-orang dengan paspor Israel untuk bepergian ke Bangladesh,” katanya.

Dia juga menegaskan kembali sikap Bangladesh terhadap rakyat Palestina, dengan mengatakan bahwa posisinya di Israel telah menjadi lebih terintegrasi dengan agresi baru-baru ini terhadap orang-orang Palestina yang tidak bersalah.

Sejak negara mayoritas Muslim Asia Selatan itu berdiri pada tahun 1971, negara itu secara terbuka menegaskan posisinya yang mendukung Palestina dan melawan penindasan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya