Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani /Net

Bisnis

Publik Ramai Tolak Tax Amnesty Jilid II, Sri Mulyani Klaim Bakal Patuhi UU

SENIN, 24 MEI 2021 | 22:24 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wacana pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty jilid II mendapat penolakan dari banyak pihak. Hal ini mengharuskan Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara.

Dia mengklaim, rencana realisasi tax amnesty jilid II akan mengikuti aturan yang sama dengan tax amnesty jilid I pada tahun 2016 silam.

Pada jilid I kemarin, Sri Mulyani menyatakan bahwa tax amnesty memiliki rambu-rambu yang jelas dan merujuk pasal-pasal yang ada di dalam UU 11/2016 tentang pengampunan pajak guna meningkatkan kepatuhan pajak.

Sri Mulyani memastikan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang menjadi peserta tax amnesty yang jumlahnya mencapai ribuan, sebagaimana yang diperintahkan UU 11/2016.

“Kita follow up dan kita akan lakukan dan nanti pasti menggunakan pasal-pasal yang ada di dalam tax amnesty,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komis XI DPR RI, Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (24/5).

Dia menambahkan kementerian keuangan akan fokus kepada peningkatan compliance tanpa menciptakan perasaan ketidakadilan antarmasyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah katanya akan memberikan kesempatan kepada wajib pajak yang belum mengungkap asetnya untuk melaporkan melalui program Pengungkapan Aset Sukarela (PAS). Sehingga nantinya, wajib pajak tersebut bakal dikenai tarif Pajak Penghasilan (PPh) final.

“Kiita akan terus jaga baik di dalam kerangka tax amnesty maupun dari sisi compliance facility, sehingga masyarakat memiliki pilihan," ungkap Sri Mulyani.

Untuk mendukung hal tersebut, Sri Mulyani meminta dukungan DPR mendukung kebijakan tax amnesty ini, supaya bisa melakukan reformasi administrasi perpajakan yang salah satunya caranya adalah dengan menghentikan tuntutan pidana kepada wajib pajak.

"Kita juga membutuhkan dukungan DPR untuk penguatan administrasi perpajakan, menghentikan penuntutan pidana namun melakukan pembayaran dalam bentuk sanksi administrasi,” katanya.

“Jadi fokusnya lebih pada revenue dan kerjasama dengan mitra-mitra di dalam penagihan perpajakan. Kita, di dalam ini tujuannya tidak hanya sekedar untuk hanya meng-collect, tapi kita menuju ke pada sustainability dari APBN kedepan,” demikian Sri Mulyani.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya