Berita

Warga Ethiopia yang mengungsi akibat konflik Tigray/AFP

Dunia

Konflik Tigray, AS Jatuhkan Sanksi Pada Pejabat Ethiopia, Eritria Dan TPLF

SENIN, 24 MEI 2021 | 13:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap pejabat dan mantan pejabat pemerintahan Ethiopia dan Eritra atas konflik berkepanjangan di Tigray.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu (23/5) mengumumkan kebijakan pembatasan visa terhadap pejabat, mantan pejabat pemerintahan Ethiopia dan Eritrea, termasuk anggota pasukan keamanan dan anggota Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Pembatasan dilakukan berdasarkan Pasal 212 UU Imigrasi dan Kebangsaan. Mereka yang dikenai sanksi dianggap bertanggung jawab atau terlibat dalam krisis di Tigray.

"Jika mereka yang bertanggung jawab untuk merusak resolusi krisis di Tigray gagal untuk berbalik arah, mereka harus mengantisipasi tindakan lebih lanjut dari Amerika Serikat dan komunitas internasional," ancam Blinken, seperti dikutip Sputnik.

Dalam pernyataannya, Blinken juga mengajak negara-negara lain untuk bergabung mengambil tindakan serupa.  

"Selain itu, kami telah memberlakukan pembatasan luas pada bantuan ekonomi dan keamanan ke Ethiopia dan akan membawa kebijakan kontrol perdagangan pertahanan kita sejalan dengan mereka," tambah Blinken.

Blinken juga menyerukan kepada pemerintah Ethiopia untuk memenuhi komitmennya, bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia dalam krisis di Tigray, serta melindungi warga sipil dan memastikan akses kemanusiaan tanpa hambatan.

Sementara kepada pemerintah Eritrea, Blinken menuntut agar pasukan dikembaikan ke wilayah Eritrea yang diakui secara internasional.

"Tanpa penghentian segera permusuhan dan perluasan akses kemanusiaan yang cepat, kerawanan pangan saat ini dan signifikan dapat menyebabkan kelaparan," pungkasnya.

Wilayah Tigray di utara Ethiopia telah mengalami kerawanan pangan yang parah akibat pandemi Covid-19, wabah belalang, dan konflik regional yang sedang berlangsung.

Konflik Tigray pecah pada November 2020, setelah pemerintah Ethiopia menuding Tigray telah menyerang pangkalan militer untuk membajak senjata dan mempersenjatai diri.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya