Berita

Warga di dekat gedung yang hancur di Gaza/Net

Dunia

Gencatan Senjata Israel-Hamas Tidak Mengubah Derita Warga: Apa Yang Terjadi Jika Saya Tinggal Di Gaza?

SENIN, 24 MEI 2021 | 07:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Warga Gaza saat ini harus bergulat dengan kenyataan, menyaksikan kehancuran akibat aksi saling serang antara Israel dengan Hamas yang semakin membuat mereka menderita menatap masa depan.

Hamas adalah kelompok yang mengatur Jalur Gaza. Kelompok itu dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.

Setelah menembakkan lebih dari 4.000 roket dan menewaskan 12 warga sipil, mereka merayakan gencatan senjata baru-baru ini sebagai sebuah kemenangan. Kelompok itu yakin konflik telah membantu memperkuat citranya sebagai pembela perjuangan Palestina.


Tetapi bagi rakyat Gaza, di mana serangan udara Israel menewaskan lebih dari 240 orang termasuk 66 anak-anak menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, kehancuran itu tidak tampak seperti kemenangan.

Tidak ada perubahan pada blokade yang didukung Israel yang membuat warga Palestina di Gaza hampir tidak bisa melakukan apa-apa atau pergi ke mana-mana, menambah kelumpuhan ekonomi wilayah itu.

Israel juga mengklaim kemenangan setelah konflik baru-baru ini, dengan mengatakan pihaknya menewaskan lebih dari 200 militan Hamas.

Beberapa orang Israel, seperti Gonen Ben Itzhak, mantan perwira intelijen Israel berpangkat tinggi yang dipercaya mencegah lusinan serangan teroris Palestina, bersikap skeptis terhadap masa depan wilayah itu.

Ben Itzhak menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena memicu bentrokan yang memulai konflik 11 hari saat ia berjuang untuk kelangsungan politiknya.

"Tujuannya adalah untuk mempertahankan posisinya," kata Itzhak kepada CBS News.

Dia mengatakan bahwa Hamas adalah penjahat perang, tetapi tindakan Israel seperti membantu kelompok itu daripada menyakitinya, dengan memicu keputusasaan dan kemarahan rakyat Palestina.

"Saya berpikir, apa yang akan terjadi jika saya tinggal di Gaza? Saya kira setidaknya saya akan pergi ke perbatasan dan melempar batu, mungkin menjadi teroris, karena tidak ada yang memberi saya harapan. Tidak ada yang memberi saya masa depan," kata Ben Itzhak.

Efek jangka panjang juga dirasakan Afaf Abu Jaber dan keluarganya yang menggantungkan hidup dari Gaza International Hotel.

Gaza International Hotel dulunya adalah bisnis yang berkembang pesat, menyelenggarakan lusinan pernikahan dan pesta setiap tahun. Ini menjadi bagian penting dari komunitas yang secara finansial mendukungnya, termasuk keluarga Afaf, dan putra-putranya yang sudah dewasa.

Tetapi selama konflik baru-baru ini antara Israel dan Hamas pecah, serangan udara Israel menargetkan gedung bertingkat di sebelah Gaza International Hotel, yang menurut sumber lokal telah menampung beberapa kantor administrasi Hamas, bersama dengan apartemen sipil.

Saat peringatan serangan yang akan segera terjadi di gedung yang ditargetkan menyebar ke seluruh lingkungan, keluarga Afaf punya waktu untuk melarikan diri. Tetapi serangan udara di gedung yang berdekatan, yang meruntuhkan fondasinya, juga menghancurkan hotelnya,  satu-satunya cara dia untuk menghidupi keluarganya.

"Saya tidak ingin menangis, tetapi ketika saya melihat ini, saya sangat menangis di dalam hati saya," kata Afaf kepada CBS News.

Dia mengaku kaget dan bingung karena tidak menyangka dengan apa yang terjadi pada tempay di mana dia menggantungkan mata pencaharian keluarganya.

"Saya tidak makan, saya tidak tidur, saya takut akan segalanya… Apakah itu benar? Apakah itu benar? Saya tidak tahu. Apakah itu benar atau tidak?" katanya, menunjuk ke reruntuhan bisnis keluarganya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya