Berita

Arief Gunawan/Net

Publika

113 Tahun Kebangkitan Nasional, Dr Rizal Ramli: Sekarang Banyak Drama Lucu, Perkataan Sering Terbalik Dengan Kenyataan

KAMIS, 20 MEI 2021 | 12:04 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

BOEDI Oetomo waktu pertama didirikan adalah gerakan budi pekerti.

Mau memberantas penyakit moral masyarakat mo limo: madon, madat, minum, maling, main.

Kebangkitan nasionalisme Indonesia tidak lahir dari kelas menengah. Andai tidak ada revolusi Kemerdekaan 17 Agustus ‘45, kelas menengah yang umumnya priyayi-feodal waktu itu lebih nyaman ikut sama Belanda.


Itulah sebabnya Wahidin Sudirohusodo tidak mendapat respon dari golongan kelas menengah ketika ia tourne untuk menggalang studiefonds bagi anak-anak pribumi miskin.

Hingga akhirnya bertemu para mahasiswa Stovia yang mendorong pembentukan organisasi yang hanya bertahan 10 tahun itu, dan pada 1935 melebur ke dalam Parindra (Partai Indonesia Raya).

Zaman gelap Indonesia yang sedang menuju kebangkrutan seperti hari ini juga butuh tokoh moral dan etis yang memberikan human moral obligation karena penguasanya kehilangan empati.

Penyakit elite kekuasaannya sekarang seperti zaman itu. Terutama korupsinya (maling) dan sikap melacur kepada kekuasaan (madon).

Ekonomi, hukum, dan keadilan sosial sedang on the way menuju kebangkrutan.

Sehingga misalnya tokoh nasional seperti Dr Rizal Ramli terus mengingatkan, bahwa kini semakin banyak “drama lucu” di negeri ini. Apa yang dikatakan elite kekuasaannya sering terbalik dengan apa yang dikerjakan.

Pemerintah saat ini lebih banyak menjual mimpi. Katanya perekonomian bakal meroket tapi ternyata nyungsep.

“Harga-harga kebutuhan makin mahal, pekerjaan tidak ada.
Rakyat merasakan kehidupan sehari-hari, bisa makan apa tidak, biaya sekolah mahal, dan terus tertekan oleh persoalan ekonomi,” kata Rizal Ramli seperti dikutip media online, Konfrontasi.

“Ketika menghadapi realitas ini, sebenarnya rakyat punya kesimpulan sederhana, pemerintah tidak mampu menyelesaikan masalah. Malah menjadikan masalah sederhana makin jadi ruwet,” tandas Rizal Ramli.

Arief Gunawan

Pemerhati Sejarah


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya