Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher/Net
Program vaksinasi dengan skema gotong royong sudah dimulai.
Vaksin gotong royong ini menetapkan harga tertingginya sebesar Rp 439.570 per dosis untuk satu orang sekali suntikan dan setiap orang diwajibkan dua kali suntik.
Harga vaksin itu dinilai anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher terlalu mahal.
Meski demikian, ia mengapresiasi program vaksin gotong royong tersebut.
"Hampir satu juta rupiah untuk dua kali suntikan itu memberatkan pelaku UMKM,†tegas Netty, Rabu (19/5).
Menurutnya, jika vaksin gotong royong bertujuan untuk membantu realisasi program vaksinasi nasional, seharusnya ada mekanisme subsidi bagi usaha kecil dan menengah agar dapat mengikuti skema vaksin gotong royong ini.
Mengingat Vaksinasi bertujuan untuk mempercepat terbentuknya kekebalan kolektif.
“Jadi sangat disayangkan jika pelaku UMKM tidak mendapat prioritas dukungan untuk memperoleh vaksin gotong royong. Jangan sampai vaksin gorong royong hanya dapat diakses oleh korporasi besar saja,†katanya.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebesar 64,2 juta orang atau 99,9 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia dengan daya serap tenaga kerja mencapai 117 juta pekerja atau 97 persen dari total pekerja.
Sementara itu UMKM berkontribusi 61,1 persen bagi perekonomian nasional (PDB) dan sisanya disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya 0,01 persen dari jumlah pelaku usaha.
Netty juga mengingatkan pemerintah agar mengawasi implementasi program vaksin gotong di lapangan guna memastikan biaya vaksin tidak dibebankan kepada para pekerja.
"Pemerintah perlu mengawasi implementasi di lapangan agar tidak terjadi pembebanan biaya vaksin kepada para pekerja oleh perusahaan dengan segala triknya,†katanya.
“Jangan sampai hak-hak pekerja yang dihilangkan atau dikurangi demi mengganti biaya vaksin skema gotong royong,†tegasnya menutup.