Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Program Pangan Dunia: Palestina Sudah Lama Menderita, Kini Situasinya Semakin Memburuk

SELASA, 18 MEI 2021 | 16:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Data terbaru Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menunjukkan, bahwa lebih dari dua pertiga penduduk Jalur Gaza mengalami rawan pangan, dan lebih dari setengahnya hidup di bawah garis kemiskinan, selain itu banyak dari warganya yang tidak mempunyai pekerjaan.

Serangan bersenjata dipercaya penyebab utama dari situasi ekonomi dan kemanusiaan yang mengerikan saat ini di sana.

Menanggapi hal tersebut, Program Pangan Dunia (WFP) telah menyalurkan bantuan kepada lebih dari 51.000 warga di Jalur Gaza, di mana mereka khawatir akan memburuknya krisis kemanusiaan.


Penurunan tersebut bisa saja terjadi karena kekurangan bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan penduduk di bawah pengepungan militer Israel dan dampak dari kenaikan harga pangan yang selangit.

"Bagi orang-orang yang kehilangan atau meninggalkan rumah mereka, salah satu kebutuhan paling mendesak saat ini adalah makanan," kata Petugas WFP Palestina Samer Abdeljaber dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari PL, Selasa (18/5).

Abdeljaber menambahkan bahwa banyak warga melarikan diri hanya dengan pakaian yang mereka kenakan dan menunggu bersama keluarga, serta teman-teman mereka untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh Tel Aviv.

"Badan PBB awalnya menggunakan bantuan tunai, yang dianggap sebagai cara tercepat dan paling efektif untuk memberikan dukungan, dan mulai membagikan kartu yang dapat digunakan penerima bantuan di toko-toko yang masih buka dan di mana makanan tersedia untuk saat ini," kata Abdeljaber.

WFP bekerja sama dalam penilaian teknis tentang situasi kemanusiaan, dan direkturnya untuk Timur Tengah, Corinne Fleischer, mengenang bahwa orang-orang di Gaza sudah hidup dalam kesulitan, dan banyak keluarga hampir tidak dapat menyediakan makanan di atas meja.  

"Situasi mereka semakin memburuk dengan pembatasan akibat pandemi Covid-19," katanya.

Wilayah Palestina telah hidup di bawah blokade Israel sejak 2007, dengan pergerakan terbatas produk dan barang melalui jalur tertentu, dan serangan tersebut mengancam memperburuk situasi di wilayah yang dihuni oleh sekitar dua juta orang ini.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya