Berita

Pengamat politik internasional Prof. Imron Cotan/Net

Politik

Imron Cotan: Kalau Cuma Untuk 2024, Poros Islam Akan Kembali Menemui Kegagalan

SABTU, 08 MEI 2021 | 09:17 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wacana pembentukan poros Islam akan kandas jika partai politik berbasis massa Islam tidak mampu mengusung pemimpin yang berpihak dan dapat memajukan umat Islam sendiri.

Begitu yang disampaikan pengamat politik internasional Prof. Imron Cotan dalam acara diskusi Moya Institute bertajuk "Prospek Islam dalam Kontestasi 2024" secara daring, Jumat (7/5).

Lebih lanjut, Imron menegaskan jika partai politik beraspirasi Islam dan kebangsaan tidak mampu memanfaatkan krisis yang sedang berlangsung saat ini yakni krisis kesehatan, ekonomi, maupun global, maka cita-cita pembentukan poros Islam pada Pilpres 2024 akan gagal.

"Kemudian, yang menguatkan tesis saya bahwa krisis itu akan melahirkan pemimpin alternatif, sudah ada bukti di Brazil. Dan, sebenarnya Donald Trump juga muncul karena akibat ada krisis. Di Australia juga muncul pemimpin alternatif karena ada krisis," sebut dia.

Konteks sekarang di Indonesia, apakah pembentukan poros Partai Islam memang untuk menyongsong kontestasi 2024? Atau untuk menghimpun aspirasi kelompok Islam dalam kehidupan berbangsa ke depan?

Untuk menjawab itu, penting gagasan dan merumuskan alternatif baru bagi pemikiran politik di Indonesia.

"Kalau untuk sekadar menyongsong kontestasi 2024, saya kira akan kembali menemui kegagalan jika melihat dinamika yang ada saat ini,” katanya.

Sekarang, masih menurut Imron, dia mengaku belum melihat ada pemimpin alternatif yang bisa diusung berdasarkan aspirasi dari pandangan keislaman.

"Kita juga harus berhati-hati, apakah di Indonesia akan muncul pemimpin dari faksi kanan ekstrem. Semoga saja tidak. Seperti yang disampaikan Ketum (Partai Gerlora) Anis Matta, jika poros Islam dibentuk ada potensi pemecah belahan bangsa yang semakin mendalam," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya