Berita

Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta/Net

Politik

Beda Dengan PKS, Anis Matta Khawatir Poros Islam Hanya Melebarkan Pembelahan

SABTU, 08 MEI 2021 | 08:09 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wacana pembentukan poros Islam dianggap hanya akan memperlebar pembelahan politik identitas di tengah masyarakat pasca Pilpres 2019.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta dalam diskusi Moya Institute bertajuk "Prospek Islam dalam Kontestasi 2024" secara daring, Jumat (7/5).

Anis Matta menolak ide koalisi poros Islam. Dia menilai, ada persoalan yang jauh lebih signifikan daripada sekadar ide poros Islam.

"Ide ini menurut saya hanya akan memperdalam pembelahan yang sedang terjadi di masyarakat," ucap Anis.

Matan Presiden PKS itu melihat saat ini sedang dalam krisis sistemik yang terjadi secara global dan nasional. Krisis ini mengakibatkan keterbelahan di masyarakat. Elite politik dari kelompok Islam (kanan), tengah maupun kiri sedang bingung menghadapi krisis ini.

"Di Indonesia sedang mengalami pembelahan ini dan menurut saya pembelahan ini satu fenomena yang menunjukan elite kita sedang mengalami kebingungan akibat krisis sistemik ini. Kita alami krisis sistemik dan krisis leadership saya kira kebingungan ini ada di kelompok Islam, kelompok tengah dan kelompok kiri," ujar Anis.

Pembentukan poros Islam bukan sebuah solusi masalah ini. Dia menilai, poros Islam bukan menyatukan tetapi justru akan membuat kelompok-kelompok kecil di masyarakat.

"Justru cara kita merespon dengan pembentukan poros Islam membuat kita masuk konfrontasi yang merusak rumah besar bangunan Indonesia," ujarnya.

Seharusnya yang dilakukan elite adalah mencari satu hal yang menyatukan semua masyarakat. Seperti ketika masyarakat Indonesia bersatu menjelang hari kemerdekaan dulu.

"Jadi dari pengalaman masa lalu dan melihat konstelasi geopolitik yang dibutuhkan satu model blending politik baru yang berbasis pada pendalaman arah baru bagi negara kita. Saya ingin sebut arah sejarah baru. Situasinya mirip dengan situasi kita menjelang kemerdekaan kita perlu satu kata yang menyatukan kita," tandasnya.

PKS sebelumnya menjajaki koalisi poros Islam untuk persiapan Pemilu 2024. Wacana ini awalnya muncul saat PKS menerima kunjungan DPP PPP beberapa waktu lalu.

Bak gayung bersambut, PKB dan PBB membuka diri untuk mendiskusikannya. Adapun PAN sudah lebih awal menolak.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, sebenarnya poros Islam sama pentingnya dengan poros nasionalis. Tapi, pihaknya lebih awal menjajaki dengan yang serumpun, yaitu sesama partai Islam.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya