Berita

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta/Net

Dunia

Menlu Selandia Baru Prihatin Soal Uighur Tapi Belum Mau Pakai Istilah Genosida

RABU, 05 MEI 2021 | 16:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Selandia Baru telah menyatakan enggan memberi label perlakuan China terhadap minoritas Muslim Uighur sebagai sebuah genosida pada Rabu (5/5). Ini sekali lagi menjadikan Wellington mengambil keputusan yang berseberangan dengan sekutu Baratnya yang lebih terus terang.

Menteri Luar Negeri, Nanaia Mahuta mengatakan kepada parlemen bahwa Selandia Baru telah menyuarakan keprihatinannya tentang situasi di Xinjiang dengan China pada tingkat pemerintahan tertinggi.

Namun dia mengatakan Wellington hanya mengakui genosida ketika telah ditetapkan seperti itu oleh pengadilan internasional, mengutip Holocaust, serta kekejaman di Rwanda dan Kamboja.

"Kami belum secara resmi menetapkan situasi tersebut sebagai genosida, ini bukan karena kurangnya perhatian," katanya, seperti dikutip dari AFP, Rabu (5/5).

"Genosida adalah kejahatan internasional yang paling parah dan keputusan hukum formal hanya boleh dilakukan setelah penilaian yang ketat atas dasar hukum internasional," ujarnya.

Keputusan terbaru Selandia Baru itu keluar tak lama setelah Parlemen dengan suara bulat mengeluarkan mosi yang mengungkapkan 'keprihatinan besar' atas pelanggaran hak asasi manusia di provinsi Xinjiang.

Dan itu terjadi setelah Partai Buruh  yang berkuasa di bawah Perdana Menteri Jacinda Ardern bersikeras bahwa setiap referensi untuk genosida dihapuskan.
Anggota parlemen Brooke van Velden mengatakan bahwa, apa yang dilakukan pemerintah Selandia Baru sebagai sesuatu yang tidak dapat ditoleransi, terlebih di saat sekutu seperti Amerika Serikat, Inggris dan Kanada menyebut apa yang sedang terjadi di Xinjiang sebagai genosida.

Baginya, keputusan untuk menolak istilah tersebut hanya untuk menghindari mengecewakan mitra dagang terbesarnya.

"Dunia melihat kita sekarang untuk melihat standar apa yang akan kita tetapkan - dapatkah PKC (Partai Komunis China) menganggap kita sebagai mata rantai terlemah di Aliansi Barat," katanya.

"Kita mungkin menghadapi ancaman kerugian jika kita mengutarakan pikiran kita, tetapi kita menghadapi bahaya yang jauh lebih besar jika tidak melakukannya," tambahnya.

Setidaknya satu juta orang Uighur dan orang-orang dari sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang, menurut kelompok hak asasi manusia, yang menuduh pihak berwenang mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.

Pemerintah Ardern telah menerima kritik atas kritik lemah lembutnya terhadap catatan hak asasi China, yang mengarah ke tuduhan Selandia Baru adalah tautan lemah dalam jaringan intelijen Five Eyes yang dipimpin AS.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya