Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini mengatakan bahwa dia menolak klaim 'perang dingin' antara negaranya dan China, seperti yang selama ini digembar-gemborkan.
Hal itu diungkapkannya saat melakukan wawancara live bersama Financial Times pada Selasa (4/5). Selain itu Blinken juga mengatakan bahwa dia menolak memberi label terhadap sebagian besar hubungan, termasuk yang satu ini (perang dingin), karena menurutnya itu adalah sesuatu yang rumit.
"Ini bukan tentang memulai perang dingin, ini semua tentang melakukan bagian kami untuk memastikan bahwa demokrasi kuat, tangguh, dan memenuhi kebutuhan rakyatnya," katanya, merujuk pada niat Washington untuk mengadakan 'KTT demokrasi' di akhir tahun, seperti dikutip dari
CGTN, Rabu (5/5).
"Kami tidak meminta negara untuk memilih (antara AS dan China)," tambah Blinken.
Wawancara tersebut dilakukan Blinken selama kunjungan ke London untuk berbicara dengan rekan G7.
Para menteri luar negeri dan pembangunan G7 berkumpul pada Senin untuk pertemuan tiga hari untuk pertama kalinya dalam dua tahun untuk membahas masalah-masalah seperti pemulihan ekonomi setelah pandemi virus corona serta perubahan iklim.
Dilaporkan bahwa Blinken akan menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat mendatang, untuk membahas kerja sama global dan lembaga multilateral, acara pertama yang diadakan oleh China saat mengambil alih kursi kepresidenan Dewan Keamanan untuk bulan Mei.
Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun mengatakan bahwa pertemuan itu akan fokus pada pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, menegakkan multilateralisme dan sistem internasional yang berpusat pada PBB.