Berita

Politisi senior PKS, Hidayat Nur Wahid/Net

Politik

PKS: Seperti Perusahaan, Mestinya Pemerintah Juga Bayar Penuh THR ASN

SELASA, 04 MEI 2021 | 08:12 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tidak membayar penuh tunjangan hari raya (THR) Aparatur Sipil Negara (ASN) mendapat kritik banyak pihak. THR tidak dibayar penuh karena di tahun ini komponen tunjangan kinerja atau tukin kembali ditiadakan.

Politisi senior PKS, Hidayat Nur Wahid menilai kebijakan itu berbanding terbalik dengan apa yang diperintahkan pemerintah kepada perusahaan. Di mana perusahaan diminta untuk membayar penuh THR Karyawan.

“Mestinya pemerintah juga bayar penuh THR untuk ASN, Polri, TNI, dan pensiunan seperti tahun yang lalu, “ terangnya, Selasa (4/5).

Sementara untuk solusi agar itu terwujud, wakil ketua MPR tersebut menyodorkan solusi dari anggota Komisi XI Anis Byarwati.

“Dr. Anis Byarwati, anggota Komisi XI dari Fraksi PKS memberikan masukan solusi kpd Menkeu agar terjadi keadilan,” tuturnya.

Adapun solusi dari Anies Byarwati adalah Sri Mulyani harus mencari terobosan untuk meningkatkan penerimaan negara. Misalnya seperti saat menerbitkan kebijakan tax amnesty, meski hasilnya belum tentu sesuai harapan.

“Dulu tax amnesty digadang-gadang akan mampu menggenjot pendapatan negara. Namun, sampai sekarang masih belum terlihat bahkan shortfall perpajakan selalu terjadi,” ujarnya.

Di saat pandemi ini, lanjut Anis, sebenarnya juga berbagai kebijakan dalam rangka pemulihan ekonomi dengan dana ratusan triliun sudah dilakukan. Bahkan, berbagai kemudahan investasi dan fasilitas-fasilitas juga dikebut dengan UU Cipta Kerja.

“Intinya menurut saya adalah harus ada kebijakan yang adil,” katanya.

Adapun, dia memaklumi pendapatan pemerintah masih tertekan karena ekonomi global dan nasional hingga sekarang belum pulih.

Menurutnya, kurangnya pendapatan pemerintah disebabkan perlambatan aktivitas perekonomian, khususnya industri pengolahan.

“Industri pengolahan berperan hingga 30 persen terhadap pendapatan perpajakan nonmigas. Sementara itu, dari sisi global, harga komoditas masih bergerak terbatas, sehingga pendapatan PPh juga tidak bergerak tinggi,” pungkas Anis.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya