Berita

Wartawan Indonesia, Teguh Santosa/Repro

Dunia

May Day, Wartawan Indonesia Minta Amerika Serikat Hentikan Blokade Untuk Kuba

SABTU, 01 MEI 2021 | 23:34 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Pemerintah Amerika Serikat diminta  mengakhiri blokade ekonomi, perdagangan, dan keuangan yang diterapkan kepada Kuba.

Pemerintahan Amerika Serikat yang kini dikendalikan Presiden Joe Biden juga disarankan untuk mengubah mentalitas dan perspektif dalam berhubungan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk Kuba.

Demikian antara lain disampaikan wartawan dari Indonesia, Teguh Santosa, yang ikut memberikan pandangan dalam Forum internasional bertema “Solidaritas untuk Mengakhiri Blokade Kuba” yang diselenggarakan Instituto Cubano de Amistad con los Pueblos (ICAP) dan Central de Trabajadores de Cuba (CTC), Sabtu pagi waktu Indonesia (1/5) atau Jumat malam waktu Havana, Kuba (30/4).

Forum tersebut digelar secara hybrid selama dua hari, dari tanggal 30 April sampai 1 Mei dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Puluhan pembicara dari berbagai belahan dunia menyampaikan pandangannya dalam forum yang dibuka oleh Presiden ICAP Fernando Gonzalez dan Sekjen CTC Ulises Guilarte de Nacimiento.

“Dari Indonesia saya mengirimkan pesan kepada rakyat Kuba yang percaya bahwa kelas pekerja adalah elemen penting dalam peradaban dan perdamaian dunia,” ujar Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ini mengawali pesan May Day-nya.

Mantan Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu selanjutnya mengatakan, sudah lebih dari setahun masyarakat dunia menghadapi pandemi Covid-19 sebagai situasi yang tidak unprecedented atau tidak pernah dialami sebelumnya.

“Namun di sisi lain, situasi ini membuka kesempatan pada manusia untuk meningkatkan kapasitas dan solidaritas,” ujarnya mantan anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat itu.

Teguh yang juga pernah menjadi Ketua Bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah menambahkan, di era pandemi ini, pemerintah Kuba dan rakyat Kuba bekerja keras menghadapi pandemi Covid-19 dan memperkuat pondasi politik. Sejauh ini kerja keras itu cukup berhasil.

Hal lain yang dikatakan Teguh, di tengah pandemi Covid-19, masyarakat dunia masih menyaksikan arogansi pihak-pihak tertentu yang merasa memiliki kekuasaan dan memiliki hak untuk memaksakan kekuasaan mereka kepada pihak yang mereka anggap lemah.

“Karena hal itulah, dalam kesempatan peringatan Hari Buruh Internasional ini, saya bersama rakyat Kuba meminta pemerintah Amerika Serikat menghentikan blokade kepada Kuba,” sambung Teguh.

Dinamika Hubungan Kuba-AS

Hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba sempat mengalami perbaikan di era Presiden Barack Obama. Pada bulan Desember 2014, Presiden Barack Obama dan Presiden Raul Castro mengumumkan tekad kedua negara menormalisasi hubungan yang memburuk sejak Revolusi 1959 dan terputus setelah insiden Teluk Babi tahun 1961.

Di bulan Juli 2015, Amerika Serikat membuka kembali Kedutaan Besar mereka di Havana, begitu juga Kuba membuka kembali Kedutaan Besar mereka di Washington DC.

Puncak dari upaya perbaikan hubungan itu adalah kunjungan Obama dan keluarga ke Kuba pada Maret 2016. Obama menjadi Presiden AS pertama yang berkunjung ke Kuba dalam 88 tahun terakhir sebelumnya.   

Setahun setelah kunjungan Obama ke Kuba itu, Presiden Donald Trump yang menggantikan Obama mengubah kembali kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Kuba.

Teguh dan Isu Internasional

Teguh Santosa yang juga dosen hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, dikenal sebagai wartawan yang terlibat dalam berbagai isu internasional dan kerap memberikan pandangan mengenai isu-isu tersebut.

Ia pernah meliput perang yang berkecamuk di Afghanistan tahun 2001 dan perang di Irak tahun 2003. Sebelum pandemi Covid-19, ia juga kerap mengunjungi Korea Utara dan Korea Selatan untuk mengikuti dari dekat konflik di Semenanjung Korea. Di tahun 2019, Teguh diundang berbicara dalam konferensi wartawan dunia di Seoul mengenai prospek perdamaian Korea.

Teguh juga pernah diundang Komisi IV PBB di New York untuk berbicara mengenai sengketa Sahara Barat pada tahun 2011 dan 2012. Di tahun 2014, Teguh diundang berbicara di Marrakesh mengenai isu HAM.

Di tahun 2017, alumni University of Hawaii at Manoa (UHM) itu diundang menghadiri Kongres Partai Komunis China di Beijing dan ikut membentuk Belt and Road Journalist Forums (BRJF) bersama 30 perwakilan wartawan dari seluruh dunia.

Teguh juga telah terlibat memantau pemilihan umum di tiga negara, yakni di Mikronesia (2009), Maroko (2011), dan Venezuela (2018).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya