Berita

Presiden Joe Biden/Net

Dunia

Batasi Penyebaran Covid-19, Biden Larang Sebagian Besar Perjalanan Dari India

SABTU, 01 MEI 2021 | 08:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat akhirnya memberlakukan pembatasan perjalanan baru untuk setiap kedatangan dari India, menyusul perkembangan terkini situasi Covid-19 di negara tersebut, yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden pada Jumat (30/4) waktu setempat.

Gedung Putih mengatakan, pembatasan baru itu akan mulai berlaku pada Selasa (4/5), dan diambil atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, berlakukan karena besarnya ruang lingkup lonjakan pandemi Covid-19 di India.

Reuters melaporkan, dalam perintah yang ditandatangani Biden pada hari Jumat, mengatakan bahwa India 'menyumbang lebih dari sepertiga kasus global baru' dan menambahkan bahwa 'tindakan proaktif diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat negara dari para pelancong yang memasuki Amerika Serikat' dari India.

Pada bulan Januari, Biden telah mengeluarkan larangan serupa pada sebagian besar warga negara non-AS yang memasuki negara yang baru-baru ini berada di Afrika Selatan. Dia juga memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brasil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka. China dan Iran juga sama-sama tercakup dalam kebijakan tersebut.

Kebijakan tersebut berarti sebagian besar warga negara non-AS yang telah berada di salah satu negara yang disebutkan dalam 14 hari terakhir tidak memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.

Sementara, penduduk tetap AS dan anggota keluarga serta beberapa warga negara non-AS lainnya, seperti pelajar, mendapat pengecualian.

"Keputusan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan terbaru muncul dengan cepat dan hanya dicapai dalam 24 jam terakhir," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Kedutaan Besar India di Washington belum berkomentar mengenai keputusan terbaru Biden.

Menjadi yang terbesar kedua setelah AS, India telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru setiap hari selama sembilan hari berturut-turut, mencapai rekor global lain sebesar 386.452 pada hari Jumat (30/4).

Total kematian telah melampaui 200.000 dan kasus mendekati 19 juta - hampir 8 juta sejak Februari saja - karena strain baru yang ganas telah dikombinasikan dengan acara 'penyebar super' seperti demonstrasi politik dan festival keagamaan.

Pakar medis mengatakan bahwa angka sebenarnya mungkin lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi.

Negara lain telah memberlakukan pembatasan perjalanan serupa terhadap India, termasuk Inggris, Jerman, Italia, dan Singapura, sementara Kanada, Hong Kong, dan Selandia Baru telah menangguhkan semua perjalanan komersial dengan India.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya