Berita

Warga di India berebut mendapatkan isi ulang tabung oksigen untuk kerabat mereka yang terinfeksi Covid-19/Net

Dunia

Oksigen Makin Langka Di India, Satu Tabung Bisa Seharga Rp 27 Juta

KAMIS, 29 APRIL 2021 | 14:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tsunami Covid-19 yang menerjang India telah menekan fasilitas kesehatan. Antrean pasien yang terus berdatangan membuat permintaan oksigen tinggi, sementara pasokan berkurang.

Setiap harinya, India melaporkan lebih dari 300 ribu kasus Covid-19. Angka kematian harian mencapai rekor tertinggi pada Rabu (28/4), yaitu 3.293 kematian sehari.

Meski begitu, banyak pihak memperkirakan angka kematian harian di India 20 kali jauh lebih tinggi daripada yang tercatat. Itu lantaran banyak negara bagian yang tidak melaporkan kematian Covid-19 jika ada komorbid.

"Saya dapat dengan mudah mengatakan bahwa sekitar 1.000 kasus Covid-19 dimakamkan setiap hari. Angka ini tujuh hingga delapan kali lebih tinggi dari angka resmi," kata manajer salah satu krematorium di Delhi, seperti dikutip Daily Telegraph.

Dengan tingginya kasus Covid-19, kebutuhan oksigen juga meroket.

Meskipun ventilator darurat dan konsentrator oksigen datang dari Inggris, Australia, Jerman, dan Irlandia, nyatanya masih terjadi kekurangan oksigen di sebagian besar negara bagian.
Karena pasokan yang kurang, banyak kerabat pasien yang terpaksa mencari oksigen secara mandiri hingga ke pasar gelap.

Di Delhi, harga satu tabung oksigen di pasar gelap dijual seharga 1.900 dolar AS atau setara dengan Rp 27 juta (Rp 14.500/dolar AS).

Padahal, harga normal untuk satu tabung oksigen hanya 115 dolar AS atau Rp 1,6 juta.

Namun, opsi ini hanya terbuka untuk orang India yang lebih kaya. Sementara mereka yang tidak mampu hanya berpasrah diri.

Bukan hanya tabung oksigen, harga obat-obatan yang kerap dipakai pasien Covid-19 juga ikut meroket.

Seorang penduduk Delhi menyebut harus membayar sebesar Rp 8,4 juta untuk sebotol remdesivir. Sementara harga normal hanya Rp 341 ribu.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya