Berita

KRI Nanggala-402/Ist

Politik

Tak Cuma Usang, Ekonom Ungkap Anggaran Alutsista TNI Antar Matra Selama Ini Timpang

SENIN, 26 APRIL 2021 | 21:33 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Sistem penganggaran ketahanan nasional termasuk ketersediaan investasi dan ketimpangan anggaran TNI antar matra perlu dievaluasi.

Hal tersebut disarankan ekonom Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat seiring tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali pada Sabtu (24/4).

Achmad Nur Hidayat menerangkan, selama ini anggaran antar matra timpang. Seperti halnya pada APBN 2020, alutsista TNI AD dialokasikan sebesar Rp 4,5 miliar. Sementara alokasi alutsista TNI AL Rp 4,1 miliar, dan TNI AU Rp 2,1 miliar.

"Selain ketimpangan antar matra, alokasi peremajaan alutsista dibandingkan komponen lain-lain juga terbilang kecil. Total alokasi alutsista sebesar Rp 10,7 miliar deal-nya masing-masing matra memiliki anggaran peremajaan alutsista sekitar Rp 45 miliar sampai Rp 50 miliar pertahun atau total Rp 135 miliar sampai Rp 150 miliar," ujar Hidayat.

Hidayat menyadari upaya peremajaan alutsista nasional membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu, diperlukan langkah kreatif dari pengambil kebijakan pertahanan saat ini, salah satunya melalui aktivasi BUMN pertahanan yang masif.

Saat ini pemerintah sendiri berencana membangun program kemandirian sistem pertahanan melalui pembentukan holding BUMN pertahanan. Holding tersebut meliputi lima BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana.

Namun sayang, ia merasa implementasi holding BUMN pertahanan masih sangat lamban.

“Holding BUMN pertahanan tersebut masih dalam bentuk blueprint yang belum dilaksanakan," tandasnya.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Perusahaan Tambang Wajib Beri Ruang kepada Kampus untuk Riset

Selasa, 18 Februari 2025 | 01:40

LIB Apresiasi Respons Cepat Panpel dan Keamanan Menangani Kericuhan Usai Laga Persija Vs Persib

Selasa, 18 Februari 2025 | 01:21

Kewenangan Absolut Jaksa Lewat Revisi UU Kejaksaan Ancam Demokrasi

Selasa, 18 Februari 2025 | 00:59

Disepakati DPR dan Pemerintah, Perguruan Tinggi Dapat Konsesi Tambang Lewat BUMN

Selasa, 18 Februari 2025 | 00:40

Diperiksa soal Kasus Razman, Hotman Sebut Penyidik Fokus ke Kata-kata Kasar di Ruang Sidang

Selasa, 18 Februari 2025 | 00:20

Bareskrim Periksa PT TRPN Terkait Pembongkaran Pagar Laut Bekasi

Senin, 17 Februari 2025 | 23:59

Penjualan Atap Asbes Harus Cantumkan Label Peringatan, Konsumen Terlindungi

Senin, 17 Februari 2025 | 23:47

Prabowo Atasi Jepang, IHSG Tembus 6.800

Senin, 17 Februari 2025 | 23:25

Aksi Indonesia Gelap Berakhir Tanpa Kisruh

Senin, 17 Februari 2025 | 23:25

Meniti Buih Reunifikasi Korea

Senin, 17 Februari 2025 | 23:13

Selengkapnya