Berita

Wakil Presiden Taiwan, Lai Ching-te/Net

Dunia

Tegaskan Taiwan Bukan China, Mantan Ketum Partai DPP Usul Ganti Nama Resmi Negara Menjadi Republik Taiwan

SENIN, 26 APRIL 2021 | 10:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah meningkatnya agresi China ke Taiwan, Wakil Presiden Lai Ching-te menegaskan kembali bahwa negaranya berdaulat dan tidak memiliki afiliasi apa pun dengan Beijing. Dan bahwasannya hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan bangsa, bukan pihak lain.

Hal itu disampaikannya dalam pidato pembukaannya pada 'Simposium Urusan Nasional Taiwan Global' yang berlangsung pada Minggu (25/4) waktu setempat.

Simposium yang diselenggarakan oleh kelompok politik elit Taiwan Nation Alliance, menyoroti perlunya Taiwan menjadi negara yang normal dan membahas masalah perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik.


"Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa Taiwan tidak berada di bawah China," kata Lai, seperti dikutip dari Taiwan News, Senin (26/4).

"Tidak seorang pun kecuali 23 juta orang yang tinggal di sebidang tanah ini berhak atas hak untuk menentukan masa depan bangsa," tambahnya.

Dalam pidatonya, Lai juga mengkritik tindakan China yang terus meningkatkan agresifitas serangannya ke Taiwan, yang dikatakannya semakin kejam.

Selain itu, dia juga menyoroti situasi hak asasi manusia di China selama dipimpin Xi Jinping, yang menurutnya telah memburuk di bawah kediktatoran digital Beijing yang memperkuat pengawasan warga, pembersihan etnis Uighur, dan penghancuran kebebasan Hong Kong di bawah kerangka 'satu negara, dua sistem' yang dijanjikan puluhan tahun lalu.

"Penindasan dan agresi China terhadap Taiwan menjadi lebih kejam, seperti dengan memburu sekutu Taiwan dan memblokir partisipasi negara dalam WHA dan organisasi internasional lainnya," kata Lai.

"Untungnya negara telah mengelola tantangan dengan baik dan dengan persatuan nasional di bawah kepemimpinan kuat Presiden Tsai Ing-wen," ujarnya.

Selain Lai, penasihat senior presiden dan mantan ketua umum Partai Progresif Demokrat (DPP) Yao Chia-wen, juga menyampaikan pidato di simposium tersebut.

Dalam pidatonya, Yao mengusulkan untuk mengubah nama negara menjadi 'Republik Taiwan' dari 'Republik China' nama resmi Taiwan saat ini yang menurutnya menyesatkan.

Perubahan nama yang potensial telah disebut-sebut sebagai salah satu solusi yang dapat membantu Taiwan menjadi normal kembali sebagai sebuah negara.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya