Berita

KRI Nanggala-402/Net

Pertahanan

Dugaan KRI Nanggala-402 “Dioperasi” Pihak Lain, Pengamat Pertahanan: Tidak Bisa Spekulasi, Kapal Harus Ditemukan Dulu

SABTU, 24 APRIL 2021 | 23:12 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, soal dugaan kapal selam KRI Nanggala-402  diakibatkan adanya operasi pihak lain hanyalah sebatas spekulasi. Meskipun, kata dia, dugaan tersebut bisa saja terjadi.

“Semua dugaan mungkin saja. Kalau saya sih tidak bisa spekulasi sebelum kapalnya bisa diketahui secara pasti situasinya seperti apa,” kata Khairul Fahmi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (24/4).

Mengapa demikian, Fahmi mengatakan, gangguan yang sifatnya kelistrikan dan mekanikal yang dialami oleh KRI Nanggala-402 sangat dimungkinkan terjadi. Terlebih, KRI Nanggala-402 dapat dikatakan kapal yang telah berumur.

“Sehingga soal adanya dugaan sabotase itu saya pikir masih spekulatif,” tandasnya.

Menurutnya, kemungkinan adanya dugaan sabotase atau adanya operasi pihak lain terhadap kapal penjaga pertahanan laut Indonesia yang cukup disegani di Asia Tenggara itu bisa saja terjawab jika ditemukan dan diketahui kondisinya secara pasti.

“Itu penting. Nanti, apakah karena gangguan ini, gangguan itu kan bisa diketahui dan dipastikan penyebabnya,” ungkap Fahmi.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa TNI memutuskan untuk menaikkan status hilangnya KRI Nanggala 402 dari submiss menuju fase subsunk. Dengan peningkatan status itu, TNI akan menyiapkan evakuasi medis, sehingga jika ditemukan anak buah kapal yang selamat bisa langsung dievakuasi.

Peningkatan status menjadi subsunk ini dilakukan setelah mereka menemukan beberapa bukti otentik serpihan barang KRI Nanggala, salah satunya, berbentuk tabung torpedo.

Indonesia merupakan negara maritim. Karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan yang luas. Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi besar di bidang lautan. Dengan kondisi laut yang begitu luas berpotensi juga timbulannya permasalahan yang terjadi di laut Indonesia.

Di atas permukaan laut, peristiwa masuknya kapal asing ke perairan Indonesia terjadi misalnya, belum lama Badan Keamanan Laut (Bakamla) berhasil mengintersep kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan Automatic Identification System (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu 13 Januari 2021 yang lalu.

Berdasarkan pantauan, kapal tersebut telah mematikan AIS sebanyak tiga kali selama melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia�"I (ALKI-I).

Ketiganya ketika melintasi Laut Natuna Utara, Laut Natuna Selatan, dan Selat Karimata.

Lalu di perairan Selayar, Sulawesi Selatan benda mirip rudal ditemukan di dasar laut oleh seorang nelayan. Belakangan, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margonon menegaskan bahwa benda tersebut ialah seaglider milik negara lain. Seaglider merupakan kendaraan bawah air deep-diving Autonomous Underwater Vehicle (AUV) untuk mengumpulkan data kelautan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya