Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf/Net

Politik

Kucuran Rp 134 T Tak Cukup Pulihkan Ekonomi, Gde Siriana: Minimal Rakyat Dikasih Rp 300 T

JUMAT, 23 APRIL 2021 | 03:44 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kebijakan pemerintah dalam memulihkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 dinilai belum efektif menaikkan daya beli masyarakat.

Hal tersebut ditegaskan Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf merespons pengumuman Menteri Keuangan Sri Mulyani yang telah menggelontorkan Rp 134,7 triliun dalam memulihkan ekonomi dalam negeri.

Program pemerintah sejauh ini tidak efektif untuk menaikkan daya beli. Pemulihan ekonomi akan cepat jika sektor ritel berputar lagi. Dan untuk itu daya beli menjadi kunci," kata Gde Siriana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/4).

Ia menyarankan, gelontoran dana dari pemerintah lebih dimaksimalkan untuk menaikkan daya beli masyarakat.

"Minimal Rp 300 triliun setahun, artinya Rp 25 triliun sebulan. Ini bisa dibagikan Rp 5 juta untuk 5 juta KK (Kepala Keluarga)," jelasnya.

Dengan gelontoran dana tersebut, mesin-mesin produksi di sektor ritel diharapkan bisa dijalankan masyarakat menengah ke bawah. Jika ritel berputar lagi, kata dia, akan menggerakkan sektor lainnya.

"Pemerintah sudah tambah utang Rp 600 triliun selama setahun Covid-19. Mestinya separuh anggaran itu bisa untuk naikkan konsumsi. Kasih langsung ke setiap KK untuk segera dibelanjakan," sambungnya.

"Jadi yang dibutuhkan adalah kebijakan fokus dan konsisten agar efektif memulihkan ekonomi. Ibarat dalam situasi macet total, jangan sampai mesin mobil keburu mati dan mogok," tandasnya.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani mengumumkan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp 134,07 triliun hingga 16 April 2021.

Realisasi tersebut sudah mencapai 19,2% dari pagu anggaran PEN 2021 sebesar Rp 699,43 triliun. Jumlah realisasi tersebut dinilai cukup tinggi bila dibandingkan pada bulan sebelumnya.

"Kalau dibandingkan bulan Februari Rp 24,36 triliun, ini kenaikan yang sangat tinggi," kata Sri Mulyani dalam konferensi persnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya