Berita

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bersama Danlantamal VII Laksamana Pertama TNI IG. Kompiang Aribawa, saat melakukan kunjungan kerja ke Kupang, NTT, beberapa waktu lalu/Ist

Politik

Ketua DPD Doakan KRI Nanggala-402 Yang Hilang Segera Ditemukan

KAMIS, 22 APRIL 2021 | 16:12 WIB | OLEH: FAISAL MAHRAWA

Kapal selam milik TNI Angkatan Laut (AL), KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak saat latihan penembakan torpedo di laut utara Bali. Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap kapal selam yang membawa 53 personel itu segera ditemukan.

Kapal selam KRI Nanggala hilang kontak sejak Rabu dinihari (21/4), atau saat bersiap menunjukkan aksinya di depan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Operasi pencarian masih berlangsung.

"Saya turut prihatin atas hilangnya kapal selam milik TNI, KRI Nanggala-402. Kami mendoakan agar kapal selam kita segera ditemukan," ujar LaNyalla di sela-sela masa reses di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/4).


KRI Nanggala diketahui membawa 53 orang, terdiri dari komandan kapal, 49 kru, dan 3 personel persenjataan kapal selam. Senator asal Jawa Timur itu berharap tidak ada korban jiwa atas peristiwa ini.

"Kami terus berharap tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Mari kita doakan agar kapal dan seluruh kru, prajurit yang ada di dalamnya semua dapat ditemukan dalam keadaan aman dan sehat. TNI juga harus terus mengupdate, khususnya kepada keluarga personel," ucapnya.

"Secara pribadi saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan agar kapal selam KRI Nanggala segera ditemukan dan segera diketahui nasib para prajurit TNI AL dan personel lain yang ada di kapal selam tersebut," tuturnya.

Berdasarkan keterangan TNI AL, KRI Nanggala hilang kontak di kedalaman 600 hingga 700 meter diduga karena black out, sehingga kehilangan kendali yang membuatnya tak bisa timbul ke permukaan lagi. TNI menerjunkan 5 KRI dan satu helikopter dalam proses pencarian KRI Nanggala.

Selain itu, sejumlah instansi turut membantu melakukan pencarian seperti Basarnas, KNKT, BPPT, hingga Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Bahkan negara tetangga juga turut memberi bantuan seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.

"Kami menyampaikan terima kasih atas bantuan dari negara-negara sahabat mencari kapal selam KRI Nanggala. Ini bukti hubungan diplomatik yang kuat antara Indonesia dengan negara-negara tetangga," kata LaNyalla.

Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur juga menyoroti soal kelayakan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.

Untuk diketahui, KRI Nanggala merupakan kapal selam yang sudah berusia 40 tahun. KRI Nanggala merupakan kapal produksi pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman tahun 1979.

Menurut LaNyalla, insiden ini harus menjadi pemacu agar pemerintah tidak main-main dalam peremajaan alutsista untuk menjaga kedaulatan negara. Dia mendesak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk lebih serius melakukan peremajaan alutsista.

"Luas wilayah Indonesia yang sangat besar memerlukan alutsista yang tangguh dan kokoh. Insiden hilangnya kapal selam ini harus jadi peringatan serius. Menhan perlu modernisasi alutsista secara maksimal, tidak bisa ditawar-tawar lagi," tegasnya.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu juga menyinggung soal pemenuhan kebutuhan kapal selam dalam negeri sebanyak 12 unit berdasarkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Kebutuhan tersebut harus dipenuhi dalam kurun waktu hingga 2024 mendatang.

Pemenuhan kapal selam dalam negeri itu akan dipenuhi dari kerja sama yang dilakukan Indonesia dengan Korea Selatan. Pelaksananya adalah PT PAL Indonesia (Persero) dan  Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME).

Indonesia sudah menerima tiga kapal selam yakni Nagapasa, Ardadedali dan Alugoro. Ketiga kapal selam itu merupakan  batch pertama dari empat batch yang direncanakan akan dipenuhi.

Kapal pertama dibangun di Korsel dengan tenaga kerja sepenuhnya dari DSME, kapal kedua dibangun di Korsel dengan bantuan tenaga profesional dari PT PAL, sedangkan kapal ketiga sepenuhnya dibangun di fasilitas produksi PT PAL di Surabaya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya