Berita

Cak Ulung dan Jurubicara Presiden keempat RI Gus Dur, Adhie Massardi saat jadi narasumber di acara Tanya Jawab Cak Ulung/RMOL

Politik

Menteri Sudah Tidak Lagi 100 Persen Pilihan Presiden

KAMIS, 22 APRIL 2021 | 15:30 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden di era politik demokrasi modern saat ini tampak tidak memiliki 100 persen hak prerogatif dalam merombak kabinet.  

Begitu kata Jurubicara Presiden keempat RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi di acara Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk "Reshuffle Kabinet: Inisial M & Sowannya Nadiem Ke Megawati" yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/4).

Adhie menjelaskan bahwa dulu di era Gus Dur hak prerogatif presiden mutlak 100 persen. Ini lantaran dulu mekanisme pemilihan presiden tidak diusung oleh koalisi dan didukung oligarki.


"Nah sekarang ini tidak 100 persen. Karena itu kalau ada reshuffle pasti ada tekanan dari ketua-ketua partai yang koalisi, mungkin santunannya kurang, anggarannya kurang atau setorannya kurang, sehingga harus diganti, ini tidak setor," ujar Adhie.

Dengan kata lain, sambung Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu, reshuffle kabinet di era pemerintahan Joko Widodo ini bisa terjadi kapan saja tergantung para pemegang saham.

Pemegang saham yang dimaksud Adhie Massardi adalah para ketua umum yang mendukung pencalonan Jokowi-Maruf, seperti Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, dan lain-lain.

“Jadi kalau para ketua-ketua partai ingin perubahan kabinet, ya tinggal diubah. Presiden kan sebagai petugas partai dia akan melaksanakan," jelas Adhie.

Pernyataan ini perlu disampaikan ke publik agar masyarakat paham bahwa jabatan menteri tidak 100 persen pilihan presiden.

"Menteri itu tidak 100 persen pilihannya Presiden, tidak 100 persen kirimannya partai politik juga, ada juga oligarki. Jadi kalau ada kesalahan-kesalahan kemudian ada muncul korupsi di mana-mana itu memang sistemnya yang berantakan," terang Adhie.

"Jadi kalau mau reshuffle, menurut saya sih ya reshuffle aja, ganti, ganti aja nanti tinggal kesepakatan," sambungnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya