Berita

Ilustrasi/Repro

Pertahanan

Pasok Senjata Bagi KKB Senilai Lebih Dari Rp 1 Miliar, Pendeta Ini Diamankan Satgas Nemangkawi

SELASA, 20 APRIL 2021 | 13:16 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Salah satu sumber keberadaan senjata yang dimiliki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sedikit terkuak setelah Satgas Nemangkawi berhasil menangkap Paniel Kogoya.

Pria yang merupakan seorang pendeta ini diduga menjadi pemasok senjata serbu M4 dan M16 bagi KKB atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Papua (TPNPB).

“Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi telah menangkap Pendeta Paniel Kogoya yang diduga sebagai pembeli atau pencari senjata bagi KKB Intan Jaya,” jelas Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudusi, Senin (19/4).


Iqbal juga mengungkapkan, Paniel Kogoya sebenarnya sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait dengan pembelian senjata bagi KKB. Hal itu merupakan pengembangan dari keterangan dua tersangka kepemilikan senjata api, DC dan FA, beberapa waktu lalu.

“Dari hasil keterangan sementara, Paniel Kogoya mengakui telah membeli empat pucuk senjata dan telah diberikan kepada KKB Nduga yang ada di Intan Jaya,” ujar Iqbal.

Ditambahkan Iqbal, dari hasil keterangan tersangka DC, diketahui sejumlah transaksi yang dilakukan oleh Paniel Kogoya. Di antaranya pembelian senjata jenis M4 senilai Rp 300 juta.

“Lalu, membeli senjata jenis M16 pada Desember 2019 dengan harga Rp 300 juta. Kemudian, memesan senjata seharga Rp 550 juta pada awal tahun 2020. Saat ini, Paniel Kogoya dibawa ke Polres Nabire untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.

Sementara itu, di sela-sela kegiatannnya, Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengungkapkan, secara garis besar KKB mempunyai tiga sayap gerakan. Yakni sayap politik, klandestin, dan bersenjata.

Kolonel Suriastawa pun menegaskan kembali bahwa berbagai profesi ada di sayap klandestin atau rahasia ini.

“Bisa apa saja, namanya juga klandestin. Profesinya lain tapi mendukung OPM, main dua kaki,” jelasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya