Berita

Presiden Joko Widodo diminta untuk bubarkan jabatan wakil menteri yang tak jelas tugas dan fungsinya/Net

Politik

Wakil Menteri Hanya Jadi Beban Anggaran, Jaman Papua: Bubarkan Saja

JUMAT, 16 APRIL 2021 | 09:14 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kabinet Indonesia Maju saat ini dinilai terlalu gemuk. Selain membuat beban anggaran makin membesar, sejumlah kebijakan para pembantu Presiden Joko Widodo pun kerap tumpang tindih.

Terkait kondisi tersebut, Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) meminta Presiden Jokowi untuk merampingkan kabinet, yang sudah terlalu gemuk sehingga sulit bergerak.

Menurut Wasekjen DPP Jaman wilayah Indonesia Timur, Jemi Kudiai, kepemimpinan di tingkat pusat yang dipentingkan adalah kualitas bukan kuantitas.

Omnibus law yang misinya merampingkan peraturan seyogyanya dibarengi dengan perampingan birokrasi.

Sehingga jabatan wakil menteri yang fungsinya banyak dipertanyakan lebih baik diberhentikan saja. Kata Jemi, kinerja wakil menteri yang hanya pencitraan di media dan tidak punya kuasa terhadap kebijakan di kementeriannya perlu dievaluasi.

"Menurut kami, jabatan wakil menteri sama sekali tidak punya kuasa penuh atas kebijakan di kementeriannya, tetapi memiliki fasilitas yang sama dengan menteri. Tentu ini sangat membebani anggaran kementerian tersebut. Para pejabat di Kabinet Jokowi harus mencontohkan penghematan," ucap Jemi melalui keterangannya, Jumat (16/4).

"Kalau kita lihat struktur organisasi dan tata kerja di tiap kementerian, posisi sentral internal diatur oleh sekjen kementerian. Sedangkan kuasa anggaran dan kebijakan dikendalikan oleh menteri yang dibantu para staf. Kalau ada Wamen malah menjadi rancu," tambahnya.

Dijelasajan Jemi, semakin ramping susunan kabinet tentu semakin leluasa pemerintah bergerak, tidak terbelenggu oleh  ego sektoral.

Sebab, lanjut Jemi, problem bernegara ini sulit selesai karena terlalu banyak aktor yang membuat palang pintu.

"Mengingat APBN tahun ini sangat berdarah darah, Reshuffle Kabinet kali ini harus benar-benar merampingkan di internal  kelembagaan dan kementerian. Pemerintahan Jokowi perlu efisiensi dan efektifitas anggaran," tegasnya.

Jemi pun mengingatkan bahwa negara ini dibiayai oleh uang rakyat. Sehingga sudah selayaknya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat. Bukan dinikmati segelintir orang.

"Bergaya di media sosial tapi tidak ada impact-nya terhadap kesejahteraan rakyat. Reformasi birokrasi pada misi-misi Presiden Jokowi perlu direalisasikan dengan nyata," demikian Jemi Kudiai.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya