Berita

Menpar Sandiaga Uno saat menjelaska kebijakan pembangunan pariwisata di tengah pandemi/Repro

Politik

Netizen Ke Sandiaga: Sekarang Kok Omongan Bapak Susah Dipahami

JUMAT, 16 APRIL 2021 | 02:58 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, saat ini dirinya fokus pada tugas pengembangan sektor pariwisata di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19).

Tujuannya, kata Sandi untuk memastikan destinasi wisata patuh terhadap protokol kesehatan.

"Ranah, tugas, dan fungsi kami di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah memastikan destinasi-destinasi wisata patuh terhadap protokol kesehatan," demikian kata Sandiaga Uno dikutip dari laman Facebook pribadinya, Kamis (15/4).

Sandiaga mengatakan, pihaknya akan memberikan langkah stimulus agar usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus menggeliat.

"Salah satunya dengan memberikan subsidi untuk ongkos kirim (ongkir)," demikian kata Sandi.

Unggahan Sandiaga Uno sontak mendapatkan respons dari netizen.

Salah satunya netizen bernama Ivan Siregar. Ia merasa, saat ini bahasa Sandiaga Uno susah dipahami.

Bahkan pengakuan Ivan, ia tidak paham dengan apa yang disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai gerindra itu. Bahkan setelah menayangkan video pernyataan Sandiaga Uno soal pengembangan pariwisata.

"Pak Sandiaga dulu bahasa bapak gampang sekali dicerna dan difahami oleh saya rakyat kecil yang bodoh dini. Sekarang kok saya susah sekali memahami apa yang bapak sampaikan?" demikian kata Ivan Siregar di komentar unggahan Facebook Sandi.

Salah satu netizen lain bernama Agus Sanjaya menanyakan pada Sandiaga mengapa yang diurus hanya pariwisata karena alasan ekonomi.

Kata Agus, di sisi lain mudik lebaran tahun ini dilarang. Ia mengusulka harusnya mudik tidak usah dilarang karena akan berdampak ekonomi.

"Katanya ekonomi biar menggeliat terus mduik dilarang 6-17 mei menggeliatnya dari mana? Kalau mudik gak dilarang ekonomi pasti menggeliat meski kecil," demikian kata Agus.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya