Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Iran Panggil Duta Besar Portugal Untuk Memprotes Sanksi Uni Eropa

RABU, 14 APRIL 2021 | 06:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Portugal untuk Teheran, pemegang jabatan bergilir kepresidenan UE saat ini, terkait sanksi yang dijatuh blok itu kepada delapan pejabat tinggi dan tiga entitas Iran.

Kementerian Luar Negeri menyuarakan protes Iran kepada Duta Besar Carlos Costa Neves dengan mengatakan bahwa sanksi yang dikeluarkan di tengah pembicaraan Wina itu sama sekali tidak layak. UE mempolitisasi hak asasi manusia, sementara mereka sendiri pelaku pelanggaran itu.

Neves kemudian akan menyampaikan protes itu ke Brussel, seperti dilaporkan Iran Press, Selasa (13/4).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Saeed Khatibzadeh, sebelumnya telah menyampaikan kekecewaan Iran terhadap sanksi tersebut.

Sebagai reaksi terhadap sanksi terbaru UE itu, Kementerian pun menangguhkan seluruh negosiasi yang sedang berlangsung dengan UE, termasuk tentang hak asasi manusia, dan seluruh kerja sama yang dihasilkan dari pembicaraan tersebut, terutama tentang terorisme, obat-obatan narkotika, dan pengungsi.

Khatibzadeh mengatakan bahwa tuduhan itu hanyalah klaim pribadi. Dalam keterangannya pada  UE adalah pengkhotbah HAM palsu yang hanya bermotif politik.

Pemerintah Iran sedang mempelajari langkah-langkah kontra-sanksi terhadap UE, yang akan diumumkan kemudian, di tengah pembicaraan JCPOA yang lagi-lagi menemukan kebuntuan.

IRNA melaporkan, UE pada Senin(12/4)  mengeluarkan komunike di mana mereka mengumumkan delapan pejabat Iran dan tiga yayasan telah ditambahkan ke daftar sanksi hak asasi manusia.

Sanksi itu diberikan atas tuduhan tindakan keras terhadap aksi demonstrasi pada November 2019. Sebanyak 1.500 orang tewas selama kurang dari dua minggu kerusuhan. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan jumlahnya setidaknya 304. Iran menyebut jumlah korban yang dilaporkan itu "berita palsu".

Iran, yang telah berulang kali menolak tuduhan Barat atas pelanggaran hak asasi manusia, menolak sanksi Uni Eropa sebagai 'tidak valid'.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya