Berita

Politikus PKS, Muhammad Nasir Djamil/Net

Politik

Soal Penggabungan Kemenristek, Nasir Djamil: Seperti Orang Yang Kopiahnya Sempit Tapi Kepalanya Yang Dikecilin

SELASA, 13 APRIL 2021 | 09:42 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebagai penerapan nomenklatur presiden terkait perampingan kementerian/lembaga seolah menunjukkan kalau pemerintah tidak peduli atas pengembangan riset dan teknologi di tanah air.

"Saya tidak terlalu tahu persis ya (alasan penggabungan), kemudian ada kesan seolah-olah kita tidak begitu care dengan upaya untuk meningkatkan teknologi dan riset kita. Indonesia itu masih jauh kondisinya, tertinggal dalam indeks inovasi global tahun 2020,” kata Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (13/4).

"Artinya seharusnya pemerintah lebih serius mengembangkan riset, karena riset ini menjadi motor penggerak pembangunan,” imbuhnya.


Menurut politikus PKS ini, meski ada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hal itu tidak cukup untuk menampung kebutuhan terhadap riset di Indonesia.

"Kan itu ada BRIN, namanya badan tentu berbeda dengan Kementerian, walaupun ada badan yang selevel dengan Kementerian. Badan itu organisasinya terbatas, SDM-nya juga terbatas, pendanaannya juga terbatas,” paparnya.

Sehingga legislator asal Aceh ini mempertanyakan alasan pemerintah melerbur Kemenristek dengan Kemendikbud. Padahal pengembangan riset dan teknologi di Indonesia sangat jauh tertinggal dengan negara lain. Misalnya saja dengan Kamboja, Laos, dan Myanmar.

Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-85 dari 131 negara sejak tahun 2018 tentang pengembangan riset. Bahkan di ASEAN ada di peringkat ke-7. Sementara di kawasan Asia Tenggara, Timur, dan Oceania, berada di peringkat ke-14 dari 17 negara

“Jadi ada apa yang salah sehingga kemudian dilebur atau dimerger, kemerinstek ini dengan kemendikbud. Ini sepeti orang yang kopiahnya itu sempit yang dikecilin kepalanya, bukan kopiahnya digedein,” tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya