Berita

Ilustrasi penyaluran dana PEN/Net

Bisnis

Empat Kali Lipat, Bank Mandiri Sudah Salurkan Dana PEN Sebesar Rp 66,6 Triliun

SENIN, 12 APRIL 2021 | 20:03 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Bank Mandiri yang menjadi mitra penyalur program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah menyalurkan empat kali lipat dana PEN dari Rp15 triliun yang ditempatkan oleh pemerintah. Dana tersebut dikelola dan ditempatkan dalam bentuk deposito dengan tenor 110 hari dan suku bunga sebesar 2,84%.

Sampai akhir tahun 2020, penyaluran kredit PEN dari Bank Mandiri mencapai Rp 66,6 triliun. Atau me-leverage empat kali lipat dari penempatan dana pemerintah.

"Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk memanfaatkan momentum dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional. Antara lain melalui, aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp 66,6 triliun kepada lebih dari 268.000 debitur," kata Dirut Mandiri Darmawan Junaidi, dalam keterangan tertulis, Senin (12/4).

Angka persis PEN Bank Mandiri mengalir ke 268.859 debitur. Dari jumlah itu mayoritas untuk sektor UMKM, yakni 265.520 debitur senilai Rp 42 triliun. Sisanya ke non UMKM sebanyak 3.339 debitur dengan nilai Rp 24,6 triliun.

Dari sisi sektor usaha, dana sebesar itu dibagi-bagi kepada beberapa sektor. Nilai terbesar yakni Rp 23,4 triliun atau 35 persen ke sektor perdagangan Lalu Rp 16,5 triliun ataun 25 persen ke sektor pengolahan, Rp 8,5 triliun atau 13 persen kepada sektor pertanian dan kehutanan, Rp 4,5 triliun (7 persen) untuk sektor konstruksi dan sisanya Rp 13,7 (20 persen) triliun untuk sektor lainnya.

Berdasarkan wilayahnya, kredit PEN dari Bank Mandiri paling banyak disalurkan ke wilayah Jawa yaitu mencapai Rp 42,9 triliun atau 64 persen dari total kredit PEN.

Menyusul wilayah Sumatera mencapai Rp 12,6 triliun (19 persen) kepada 57.210 debitur (21 persen), Kalimantan mencapai Rp 4,7 triliun (7 persen) kepada 15.640 debitur (6 persen), Sulawesi dan Malulu mencapai Rp 3,6 triliun (5 persen) kepada 18.904 debitur (7 persen), Bali dan Nusra mencapai Rp 2,1 triliun (3 persen) kepada 11.168 debitur (4 persen), dan Papua mencapai Rp 800 miliar (1 persen) kepada 2.989 debitur (1 persen).


Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya