Berita

Aksi protes menolak kudeta militer di Myanmar/Net

Dunia

Rusia Dan China Jadi Penghambat Penanganan Kudeta Militer Myanmar

SENIN, 12 APRIL 2021 | 09:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rusia dan China telah menghambat komunitas internasional untuk bersatu dan menanggapi kudeta militer di Myanmar.

Begitu yang disampaikan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell dalam sebuah unggahan di blog-nya pada Minggu (11/4), seperti dikutip Reuters.

Menurut Borrell, persaingan geopolitik di Myanmar membuat komunitas internasional sulit menemukan kesamaan.


"Tidak mengherankan jika Rusia dan China memblokir upaya Dewan Keamanan PBB, misalnya untuk memberlakukan embargo senjata," ujarnya.

"Tapi kita punya kewajiban untuk mencobanya," tambah dia.

China dan Rusia diketahui memiliki hubungan dengan angkatan bersenjata Myanmar yang disebut sebagai Tatmadaw. Keduanya merupakan pemasok senjata terbesar untuk Myanmar.

Pekan lalu, Dewan Keamanan PBB menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan pejabat lainnya yang ditahan oleh militer, tetapi tidak mengutuk kudeta yang dilakukan.

Sejak kudeta pada 1 Februari, pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 700 pengunjuk rasa, termasuk 46 anak-anak.

Uni Eropa sendiri tengah menyiapkan sanksi baru bagi peneliti dan perusahaan milik militer Myanmar.

Pada Maret, Uni Eropa telah menyetujui serangkaian sanksi terhadap 11 orang yang terkait  dengan kudeta termasuk panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya