Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Polemik Trijaya FM, Sabtu, 10 April/Repro

Politik

Survei IPO: Kepuasaan Masyarkat Terhadap Jokowi Jomplang Dengan Maruf Amin

SABTU, 10 APRIL 2021 | 12:15 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin mendapat tingkat kepuasaan yang berbeda dalam hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO).

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan, kinerja Jokowi mendapat kepuasan yang cukup tinggi dari 1.200 responden survei yang dilaksanakan pada akhir Maret hingga awal April 2021.

"Kepuasan terhadap kinerja Presiden (Jokowi) ada 56 persen masyarakat menilai bahwa kinerja presiden sangat puas. Sementara hanya 37 yang menyatakan tidak puas," ujar Dedi dalam diskusi virtul Polemik Trijaya FM bertajuk 'Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024', Sabtu (10/4).

Jika dilihat dari tiga bidang kinerja politik Jokowi yang disajikan IPO, Dedi menyebutkan bahwa tingkat kepuasaan masyarakat terhadapnya masih cukup tinggi.

Di mana, dalam bidang sosial sebanyak 58 persen responden puas dengan Jokowi. Kemudian, sebanyak 55 persen responden puas dengan kinerja Jokowi di bidang ekonomi.

"Dan bidang politik hukum rendah, 43 persen. Artinya, lebih besar yang menyatakan tidak puas, yaitu sebesar 49 persen,"sambung Dedi.

Sementara itu, tingkat kepuasan masyarakat yang mengikuti survei ini terhadap Maruf Amin justru bisa dikatakan jomplang, jika dibandingkan dengan perolehan Jokowi.

"Wakil presiden hanya mendapatkan nilai kepuasan dari perspektif publik itu 36 persen,.sementara 51 persen menyatakan tidak puas," tutur Dedi.

"Begitu juga dipecahkannya di bidang sosial menyatakan puas hanya 40 persen adanya keterlibatan wapres, bidang ekonomi sangat rendah 29 persen, kemudiqn bidang politik dan hukum hanya 38 persen," sambungnya.

Dari tingkat kepuasan Jokowi dan Maruf Amin yang berbeda ini, Dedi menyatakan bahwa hasil surveinya memiliki pesan untuk pihak Istana agar bisa melakukan kerja-kerja kolektif. Utamanya antara presiden dan wapres.

"Artinya sekarang orang melihat bahwa Presiden Joko Widodo bekerja tidak melibatkan Wakil Presiden (Maruf Amin). Begitu juga Wakil Presiden (Maruf Amin) mungkin bekerja tidak berani untuk menunjukkan ke publik sehingga tidak diketahui," demikian Dedi Kurnia Syah menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya